IMPLEMENTASI PEMIKIRAN MARXISME DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA TAHUN 1912 SAMPAI 1939.
ABSTRAK
Abstrak:Aliran Marxisme diadopsi oleh intelektual Indonesia misalnya Soekarno, Sutan Sjahrir, dan Tan
Malaka. Kemunculan
marxisme di Indonesia menjadi penyokong pergerakan kemerdekaan Indonesia secara radikal. Marxisme berkembang di Rusia, Karl Mark sebagai
pendiri. Pemikiran marxisme dipelajari Semaun ketua SI Semarang. Implementasi di Indonesia tidak murni tetapi mendapatkan pemikiran
Leninisme. Marxisme mengalami perkembangan
di Indonesia, partai yang mengadopsi
pemikiran Marxisme dengan pemahaman khas Indonesia adalah Soekarno dalam
PNI-nya.
Kata
Kunci: Implementasi,pemikiran Marxisme,
pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sekitar tahun
1818-1883 di Negara Rusia muncul dan tumbuh suatu Pemikiran besar yang di
namakan Marxisme.Penggagas pertama pemikiran ini adalah seorang tokoh Sosialis
Revolusioner yang bernama Heinrich Karl Marx.Ajaran Marxisme terus berkembang,
hingga akhirnya tumbuhlah beberapa pengikut ajaran Marxis yang menjadi pelopor
atas berkembang-luasnya pengaruh ajaran dan berkembangnya pemikiran Marxis ke
arah radikal.Beberapa pelopor terkemuka tersebut, diantaranya Frederick Engles
W.I. Lenin, Nietzshe, L. Feurback, dan lain-lain.Dengan di tambahkannya pandangan Angles dan Lenin
kepada ajaran Marxis maka tumbuhlah suatu ideologi yang di namakan
Komunis.Ajaran komunis ini berlandaskan pada teori Marxisme-Leninisme. Istilah
“Komunisme” juga di pakai untuk “ajaran Komunisme” atau Marxisme-Leninisme yang
merupakan ajaran atau “ideologi” resmi komunisme (Settijo, P. 2000: 96).
Ajaran Marxisme berkembangluas
sekitar abad ke-19 di beberapa penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia yang
pada waktu itu masih berstatus Hindia-Belanda. Ajaran Marxisme di indonesia
pada masa Hindia-Belanda Berkembang-pesat
hingga merembet
pada kaum terpelajar Bumi Putra. Beberapa tokoh seperti Semaun dan Darsono
merupakan aktifis Pergerakan Kemerdekaan Indonesia yang pertama terpengaruh
ajaran Marxisme.Sekitar tahun 1918 telah mulai berkembang pengaruh ajaran
Marxisme pada beberapa golongan terpelajar bumi putra.Para kaum terpelajar
tersebut, melandasi ajaran Marxisme dalam setiap pergerakannya memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.Beberapa partai yang berlandaskan pada ideologi Marxis
didirikan oleh para kaum terpelajar bumi putra dalam rangka menghimpun kekuatan
pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Tumbuh
kembangnya ajaran atau pemikiran Marxisme pada golongan terpelajar bumi putra
pada awal abad ke-19 banyak memberi pengaruh dan mewarnai perjalanan sejarah
Indonesia, dalam rangka bergerak menuju maupun memperjuangkan kemerdekaan.Oleh
karena itu, begitu penting kaitannya mengkaji awal mula munculnya Marxisme dan
perkembangannya di Indonesia hingga implementasinya dalam pergerakan
kemerdekaan Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Artikel ini akan di susun
berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, guna mengetahui
peran ajaran
Marxisme dalam rangkaian peristiwa di dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia
pada tahun 1912 sampai 1939.
MunculnyaPemikiran Marxisme Di Indonesia
Pada
pertengahan 1840-an, Marx berkeyakinan bahwa ekspansi kapitalisme telah
menghapus pemisahan klasik antar negara-bangsa yang berdaulat dan mengganti
sistem-negara internasional dengan masyarakat kapitalis global yang disitu
konflik utamanya terpusat pada dua kelas sosial yang saling berseberangan kaum
borjuis global dan kaum proletarInternasional. Marx meyakini suatu kesimpulan
bahwa revolusi politik akan menggulingkan tatanan kapitalis dan menciptakan
sebuah masyarakat sosialis dimana prinsip-prinsip kebebasan dan kesetaraan,
yang selalu diserukan oleh ideologi kapitalis namun justru terhambat oleh
struktur kapitalis, akan terwujud untuk meningkatkan derajat kehidupan umat
manusia di seluruh dunia.
Seperti
yang di jelaskan sebelumnya Marxisme muncul pada saat kapitalisme sedang berkembang
dalam bentuknya yang paling liberal, dimana pasar dan kompetisi bebas dibiarkan
tanpa terkendali.Akibatnya, disamping beberapa orang yang kuat dan punya
kelebihan dan sangat kaya, banyak orang menjadi miskin.Pada titik inilah Marx
beranggapan bahwa kapitalisme bukan merupakan resep untuk memecahkan persoalan,
tapi dia merupakan persoalan itu sendiri.Karena itu, kemudian dia menyusun teori
sosialis Marxis yang sangat memengaruhi perkembangan Dunia.Sosialisme Marxis
didasarkan pada sosialisme sistematik. Sosialisme Marxis tidak percaya bahwa
sosialisme yang benar akan terjadi,kalau hanya diserahkan ke individu-individu.
Harus dibuat sistem yang bisa menjamin bahwa sosialisme harus menjadi
kenyataan. Bagi Marx, jaminan tersebut adalah bila pemilikan pribadi atas alat-alat
produksi di hapuskan. Sosialisme
Marxis ini kemudian diikuti dengan sebuah teori sejarah yang cukup menarik.
Dengan apa yang dikenal sebagai aliran Materialisme Historis, Marx menyatakan
bahwa sejarah digerakan oleh materi. Sejarah adalah perjuangan kelas untuk
menguasai alat prduksi ( Budiman, A. 2006: 368-369).
Demikianlah, kalrl Marx berhasil
mengembangkan sebuah teori sejarah yang didasarkan pada perjuangan kelas,
merebut alat produksi. Menurut Marx, capat atau lambat, orang yang tak berdaya
pada akhirnya akan bersatu dan memberontak untuk mengambil alih penguasaan
terhadap alat-alat produksi ini. (Budiman, A. 2006: 370). Selain itu Marxisme mengajarkan perang
terhadap semua agama, menghapuskan fitrah dan tabiat kemanusiaan melalui konflik
berdarah, dan menegakkan kekuasaan ditaktor.(Judi, A. 1994: 111). Dalam study
Hubungan Internasional, tulisan Marx yang menggebu-gebu akan adanya penyatuan
seluruh umat manusia kedalam masyarakat sosialis seringkali dikritik karena
mengabaikan dasar logika fragmentasi yang diciptakan oleh rivalitas tanpa akhir antar
negara dan bangsa. Menurut kaum realis, harapan akan terwujudnya sistem
sosialisme universal terhapus oleh pandangannya yang utopis. Fakta bahwa
tradisi Marxis lambat dalam menanggapi signifikansi berkelanjutan atas
negara-bangsa dan kekerasan tidak diragukan lagi, namun pokok-pokok pemikiran
Marxis memandang bahwa fragmentasi nasional adalah lawan yang seimbang bagi
globalisasi kapitalistik.Pada dasarnya pertentangan antara globalisasi dan
fragmentasi yang diyakini oleh kebanyakan pemikir hubungan Internasional masa kini
merupakan sesuatu yang penting dalam pemikiran Marx dan Engels, yang kemudian
tetap menjadi sesuatu yang pokok dalam pemikiran Marxis mengenai nasionalisme,
imperialisme dan stratifikasi sistem dunia kapitalis.Dalam konteks ini, penting
sekali untuk mengkaji kembali paham Marxisme, untuk mengapresiasi kekuatannya
yang besar dan mengambil pelajaran dari kelemahan-kelemahan yang memang
dimilikinya dalam rangka membangun teori kritis dalam politik Internasional.
Dalam Manifesto
Komunis, Marxs menerangkan apa sebabnya revolusi merupakan satu-satunya
cara bagi perubahan bentuk yang pokok di bidang sosial. Apa bila di lapangan
teknologi (tenaga-tenaga produksi) mulai mengatasi lembaga-lembaga sosial,
hukum, dan politik yang ada (hubungan- hubungan produksi). Karena ideologi
kelas yang berkuasa mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku, para pemilik
alat-alat produksi sungguh percaya bahwa sistem yang berlaku secara ekonomis
adalah yang
paling efisien,
secara sosial yang paling adil, dan secara filosofis paling selaras dengan
undang-undang alam, dan dengan kemauan Tuhan yang manapun yang mereka puja.
Marx dengan tajam menyangkal bahwa tuan tanah feudal atau kapitalis industri
perseorangan menghalangi perubahan sosial karena ketamakan diri sendiri.
Perlawanan kelas yang berkuasa terhadap perubahan adalah sedemikian gigih-
sehingga akhirnya membuat revolusi
menjadi suatu hal yang tidak dapat dielakan- tegasnya, karena ia menyamakan
nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai universal yang berlaku. Maka, kelas
yang berkuasa akan menggerakan segala alat superstruktur hukum, politik, dan
ideologi untuk memblokir pertumbuhan kekuatan-kekuatan yang mewakili sistem
ekonomi yang potensial lebih progresif (Ebenstein, W. 2006:17-18).
Sifat dan arti yang lebih mendalam dari
hasil pemikiran falsafah seringkali dapat di simpulkan dari daya tarik dan
pengaruhnya.Di negara-negara
eropa Barat dan Amerika Serikat, ajaran Karl Marx tentang tidak dapat
dielakannya revolusi tidak banyak pengaruhnya.Tradisi liberal di Negara-negara
tersebut membiarkan pintu terbuka bagi perubahan-perubahan secara
damai.Diantara pengikut-pengikut Marx di Rusia, Lenin (1870-1924) adalah ahli
teori yang terkemuka di samping juga pilitikus yang efektif, praktis, dan yang
paling tangkas. Sumbangan Lenin terhadap teori komunisme, barangkali
satu-satunya sumbangan yang di berikan, terdapat di selebarannya What Is To Be
Done? (1902). Satu sumbangan Lenin yang terpenting terhadap teori Marxisme
adalah konsepnya mengenai kaum revolusioner yang provisional. Marx, yang
sedikit banyak dipengaruhi oleh rasa hormat abad ke19 terhadap kesanggupan
manusia untuk berpikir buat dirinya sendiri, berpendapat bahwa kelas pekerja
akan mengembangkan kesadaran kelasnya dengan spontan dalam perjuangan
sehari-hari untuk kehidupan ekonomi mereka (Ebenstein, W. 2006:
37-40).
Kegiatan Komunis, demikian pendapat Lenin,
harus dilakukan dengan Dua jalan. Pertama, kaum pekerja harus membentuk
organisasi-organisasi buruh
dengan tujuan-tujuan ekonomi sebagai pokok.Organisasi yang bekerja secara
terbuka, sah, dan sedapat mungkin secara umum.Berdampingan dengan
organisasi-organisasi semacam itu, harus ada perkumpulan-perkumpulan kecil laum
revolusioner provisional yang diatur menurut organisasi tentara dan polisi,
yang paling terpilih dan seluruhnya di rahasiakan.Lenin terutama sekali
meganjurkan agar kaum revolusioner profesional merembes kedalam angkatan
perang, polisi, dan pemerintah. Lenin juga dengan jelas menerangkan bahwa kaum
komunis hendaknya melakukan kegiatan di bawah tanah, sekalipun di tempat-tempat
partai komunis yang sah di perbolehkan.ia secara khsus menganjrkan kepada kaum
aktivis komunis untuk bekerja melalui organisasi-organisasi front, senantiasa
mengubah nama dan petugas-petugas organisasi, tapi selalu mengingat tujuan
terakhir perebutan kakuasaan secara revolusioner (Ebenstein, W. 2006: 41-42).
Hal yang paling utama, inti dari golongan
revolusioner profesional yang dirahasiakan harus bertanggung jawab dalam
memilih dan melatih para calon mata-mata, tukang sabot, dan agen-agen untuk
kegiatan-kgiatan yang lain yang berhubungan dengan tugas dinas rahasia di luar
dan di dalam negeri. (42) Ada jembatan penghubung diantara partai-partai komunis yang sah, lingkungan di
dalam mata-mata dan agen-agen dari kaum revolusi professional, karena
kadang-kadang agen-agen itu terpaksa dipilih dari lingkungan partai. Tetapi
yang paling di kehendaki kedua organisasi itu harus harus tetap terpisah
(Ebenstein, W. 2006: 42-44).
Sejak
meninggalnya Lenin pada tahun 1924, tidak ada tambahan baru atau perubahan
terhadap dasar berpikir Marxis-Leninis. Stalin yang memerintah Rusia dari tahun
1924 hingga meninggalnya pada tahun 1953 lebih kuat dalam pemerintahan praktis
dan kesaggupan mengorganisasi dari pada membuat teori-teori. Kebanyakan dari
tulisan Stalin tidak lain merupakan ulangan dari keterangan-keterangan Marx dan
Lenin yang disesuaikan dengan kebutuhan sewaktu-waktu pemerintah ditaktornya.
Inti dari kesimpulan Stalin mengenai strategi komunis jangka panjang, yang juga
diikuti oleh orang-orang yang menggantikannya, terdapat di dalam konsep
mengenai empat ketegangan pokok yang terdapat di dunia:
a) Ketegangan
diantara kaum kapitalis dan kaum proletar di mana-mana.
b) Ketegangan
diantara Negara-negara imperialis dan daerah-daerah jajahan.
c) Ketegagan
diantara Negara-negara imperialis yang bersaing.
d) Ketegangan
di antara Negara-negara komunis dan Negara-negara kapitalis.
Konsep tentang empat ketegangan
pokok ini sama sekali bukan latihan dalam penggolongan arti menurut bahasa,
pada hakekatnya mengandung suatu rencana yang jelas bagi strategi dan tektik
komunis. Sesungguhnya tidaklah mungkin untuk membuka suratkabar tanpa membaca
beberapa bukti tentang pemakaian konsep-konsep ini oleh kaum komuunis untuk
berbagai persoalan, juga utuk politik praktis (Ebenstein, W. 2006: 44-46).
Pada
Tahun 1913, H. J. F. M. Sneevliet, bekas anggota Partai Buruh Sosial Demokrat,
tiba di Jawa sebagai sekretaris Serikat Dagang Perusahaan Belanda (Muljana, S.
2008: 167). Kontribusi Sneevliet dalam pemikiran marxisme atau komunisme tidak
tanggung-tanggung.Sneevliet membangun jaringan buruh di tingkat nasional bahkan
sampai ke Indonesia, yang dulu di kenal dengan Hindia-Belanda. Di Belanda,
Sneevliet tercatat sebagai pemimpin Persatuan Buruh Kereta dan Trem di Belanda.
Ia pun aktif di social Democratische Arbaiders Partij (SDAP). Perselisihannya
dengan pemimpin SDAP, mendorongnya untuk mencari lahan Baru.Pilihannya adalah
merintis jalan komunisme ke Indonesia. Sejak itu ia memulai misinya untuk
membentuk imperium komunis yang lebih solid di Negeri ini. Jalan
aspirasinya mulai terbuka saat ia pindah ke Semarang (Tim Narasi. 2009: 86).
Tahun
berikutya, ia mendirikan perkumpulan Indische Sociaal Democratische Vereeniging
(ISDV), bersama dengan Bergsma, Brandstander, dan H.W. Dekker. Tujuannya adalah
menyebarkan
marxisme atau yang lebih dikenal dengan Komunisme.Mula-mula para anggotanya
hanya orang-orang Belanda saja, sepertiIr.Cremer, Prof. van gelderen, dan J. C.
Stokis. Demi kemajuan perkumpulan Sneevliet mendekati sarekat Islam cabang
semarang yang di pimpin
oleh Semaun dan Darsono (Muljana, S. 2008: 167). Seiring berjalannya waktu
Semaun dan Darsono dapat terpengaruh oleh pendekatan yang di lakukan oleh
Sneevliet dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau yang lebih dikenal dengan
komunisme. Nama Sneevliet tenggelam seiring kebijakan pemerintah kolonial yang
semakin represif setelah Pemberontakan yang gagal di tahun 1926 (Tim Narasi.
2009: 86).
Demi kemajuan perkumpulan, Sneevliet
mendakati Sarekat Islam cabang semarang yang dipimpin oleh Semaun dan darsono
pendekatan itu berhasil baik. Semaun dan darsono berhasil dipengaruhi dan masuk
ISDV sebagai anggota, pada awal perkembangan Sarekat Islam belum ada disiplin
kepartaian sehingga anggotanya bisa merangkap tiga keanggotaan.Yakni Sarekat
Islam, ISDV, dan Insulinde. Maksud pendekatan Sneevliet adalah untuk membuat
Sarekat Islam cabang Semarang khususnya sebagai peresmian paham Marxisme
dilingkungan terpelajar Islam, semaun dan darsono adalah pemuda-pemuda
Indonesia yang cerdas, ulung dan berani, jadi cocok dijadikan kader gerakan
Marxisme, lagi pula Sarekat Islam cabang Semarang mempunyai pengikut luas di
kalangan orang Indonesia yang kebanyakan mengaku Islam meskipun tidak melakukan
rukun Islam. (Muldjana, S. 2008: 167)
Demikianlah sarekat Islam cabang Semarang
merupakan tempat ideal untuk menanamkan benih-benih Marxisme. Kemenangan
gerakan komunis rusia dalam menjalankan revolusi oktober 17 mengakibatkan
terbentuknya pemerintahan komunis di Rusia manifestasi partai komunis rusia
menandaskan bahwa pembebasan Negara-negara jajahan akan dapat dicapai hanya
dengan persatuan buruh. ISDV patuh mengikuti pola gerakan partai komunis Rusia
mendengar pernyataan manifest itu, putera-putera Indonesia yang tergabung dalam
ISDV, menjadi sangat revolusioner: semangat marxisme berkobar-kobar. Pada tahun
ketiga juga ISDV pecah menjadi dua aliran/ aliran yang reformistis mendirikan
partai baru yang bernama Indisiche sosial
democratisiche (ISDP) partai baru ini menuntut kemerdekaan Indonesia
dikemudian hari, lepas dari Nederlands, untuk mencapai tujuan tersebut rakyat Indonesia perlu disiapkan.
Golongan reformistis bersedia memberikan bimbingan kepada para pemimpin
Bumiputera, ISDP tidak mengalami umur panjang, golongan radikal dalam ISDV,
bertindak lebih hati-hati mereka bermaksud merebut pimpinan
perkumpulan-perkumpulan Bumiputera demi penyebaran paham marxisme, melalui
organisasi-organisasi Bumiputera ISDV akan menyebarkan paham-paham marxisme.
Mula-mula diantara para pemimpin perkumpulan secara khusus, kemudian diantara
para anggota dan rakyat pada umumnya (Muldjana, S. 2008: 168).
Semaun menggunakan kedudukannya sebagai
komisaris Sarekat Islam cabang Semarang untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin
Sarekat Islam, dan berhasil memasukkan ajaran marxisme kedalam anggaran dasar
sentral sarekat Islam tahun 1918, berupa perjuangan menentang kapitalisme yang
berdosa. Ia mengambil sikap non kooperatif, sebagai bentuk konsekuensi
perjuangan anti kapitalis itu didesakkan kepada para pemimpin sarekat Islam.
Desakan itu ditolak mentah-mentah karena Sarekat Islam telah menciptakan sikap
kooperatif. Sebagai bukti adalah wakil anggota Sarekat Islam yang diangkat oleh
gubenur jendral pada Dewan Perwakilan Rakyat yang baru saja dibuka, dan abdul
muiz sebagai anggota yang dipilih (Muldjana, S. 2008: 168)
Muso merupakan orang yang mendapat
didikan guru di Jakarta dan tertarik dengan politik kaum kiri saat bertemu
dengan Alimin, pada waktu ia tinggal
di rumahH.O.S Cokroaminoto. Saat
itu pula juga ada Soekarno muda yang tengah mengenyam
pendidikan politik.Secara pribadidia dikenal oleh teman-temannya sebagai orang
yang cerdas, pintar mengorganisir, dan penulis politik yang sangat handal.Dia juga dikenal
sebagai sosok yang keras dan nekat, Karena
sikapnya itu, dia keluar masuk penjara kolonial Belanda.Pernah suatu kali, dia
ditahan oleh Belanda.Lantaran terlibat aksi Serikat Islam.Selama di penjara, dia
banyak mendapatkan siksaan, karena menolak memberikan keterangan apa pun
tentang gurunya H.O.S Cokroaminoto (Wikipedia).
Peristiwa itu, membekas di hatinya dan menimbulkan
kebencian mendalam terhadap Belanda.Saat di dalam penjara, dia banyak belajar
tentang paham komunisme. Akibat insiden
yang terjadi akibat keputusan Prambanan yang hasil perundingan itu
lalu disampaikan kepada Wakil Komunis Internasional (Komintern) maka Muso Musso ditahan oleh
Moskow untuk mengikuti pendidikan Marxisme-Leninisme, dan dididik menjadi agen
komunis internasional.Berkat didikan keras Moskow, Musso menjadi pemimpin
komunis yang handal.Pada
tahun 1935, Musso kembali ke Indonesia dan menghidupkan kembali PKI bawah tanah
untuk memimpin perjuangan antifasis selama pendudukan Jepang. Muso membuat gerakan baru yang disebut “Jalan Baru”. Kedatangan
Musso, bagi kaum komunis saat itu disambut hangat oleh partai yang langsung
mengikuti kebijakan "Jalan
Baru" itu.
Partai-partai berhaluan Marxisme-Leninisme yang ada saat itu berfusi di bawah
satu komando PKI (Wikipedia).
Implementasi Pemikiran Marxisme Dalam
Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Maerxisme
menjadi salah satu pendorong munculnya pergerakan radikal meskipun bukan lah
marxisme yang murni berasal dari Rusia.Marxisme yang ada di Indonesia bercampur
dengan unsur tradisonalis, dan nasionalis bangsa Indonesia.Pergerakan marxisme
di Indonesia cenderung di barengi dengan pergerkan kaum petani, kalau di
wilayah Rusia sebagai kaum Proletar.Masyarakat
kalangan bawah lebih mendukung paham ini, karena di dalamnya masyarakat
kalangan ini lebih diuntungkan dengan teori penyamarata’annya.Dalam pergerakan
marxisme Indonesia sering kali dikatakan sebagai grakan yang radikal, hal ini
karena kecenderungan masyarakat memberikan labeling bahwa Marxisme adalah Muljana (2011:168) menyatakan bahwa pada tanggal
24 Desember 1920 ISDV secara resmi menjadi anggot komunis international, dan
pada tanggal 23 mei 1923 berubah menjadi Partai Komunis Hindia (PKH), pada
waktu itu nama Indonesia belum banyak dikenal, Indonesia masih disebut Hindia
Belanda, pemerintah hindia belanda melihat gelagat ISDV dan menganggap Snevliet
adalah biang keladinya, pemerintah telah mengambil keputusan untuk bertindak
keras terhadap pemimpin ISDV. Snevliet yang mengadakan propaganda marxisme
dikalangan angkatan darat kerajaan Belanda, di tangkap dan di usir dari
Indonesia pada tahun 1920.Snevliet menyingkir ke rusia dan menjadi anggota
komintern.Congress komintern yang diselenggarakan pada tahun 1920 menerima
saran Snevliet sebagai garis perjuangan agar kaum komunis dimanapun mengadakan
kerjasama dengan kaum borjuis setempat dan berusaha menguasai pimpinan. Di
Indonesia kaum komunis bekerja sama dengan borjuis nasional dan sarekat Islam.
Pada tahun 1921 menyusul pengusiran Brandstader (karena brandstader mendekati
angkatan laut) dan Ir. Baar (karena mengadakan propaganda marxisme dikalangan
pegawai sipil).Seiring berjalannya waktu Semaun
dan Darsono dapat terpengaruh oleh pendekatan yang di lakukan oleh Sneevliet
dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau yang lebih dikeanal dengan
komunisme. Nama Sneevliet tenggelam seiring kebijakan pemerintah kolonial yang
semakin represif setelah Pemberontakan yang gagal di tahun 1926 (Tim Narasi.
2009: 86).
ISDV
juga mempunyai wakil dalam dewan perwakilan rakyat yang disebut Volsraad, yaitu Ir. Creamer. Untuk
menanggapi sikap pemerintah, Creamer mebentuk konsentrasi radikal dalam Volsraad, terdiri dari wakil ISDV,
Sarekat Islam, Budi Utomo, dan Insulinde demikianlah ISDV menggalang baik
didalam maupun di luar dewan perwakilan rakyat, bekerja dengan wakil-wakil
perkumpulan Bumi Putera dan organisasi Belanda yang bersikap progresif. Akan
tetapi, di dalam gedung Volksraad itu
tidak berlansung lama karena mulai tahun 1923, keanggotaan wakil ISDV dalam Volksraad digantung berhubung
kegiatan-kegiatan-kegiatan Yang dilakukan oleh pemimpin ISDV (Muljana,
2011:170).
Dekker,
(1997:63) menyatakan bahwa gerakan-gerakan buruh di Indonesia erat sekali hubungannya
dengan partai politik.Munculnya kesadaran politik kaum buruh bersamaan dengan
tumbuhnya partai-partai politik.Kalau kaum buruh cenderung menentang
kapitalisme dalam bidang ekonomi, maka partai politik menentang imperialisme di
bidang politik.Kedua gerakan itu selalu berjalan bersamadengan eratnya. Banyak
pemimpin-pemimpin partai politik, dan sebaliknya, yang sekaligus memegang pucuk
pimpinan gerakan kaum buruh gerkan-gerakan buruh tersebut cenderunguntuk ikut
salah satu partai politik, ada yang secara jelas organisatoris da nada pula
yang semata-mata Ideologis.
Di
Indonesia berdirinya gerakan buruh itu mula pada tahun 1905, sarekat buruh ini
ialah sarekat buruh pegawai negri, jadi bukan sarekat buruh dikalangan sarekat
Partikulir , sarekat buruh ini namanyaS.S.
Bond (staats-spoor Bonds).Pada tahun 1908 berdirilah VSTP (Vereniging Van Spoor En Tram Personeel ).
Latif, (2011: 161) menyatkan bahwa Para propagandis marxisme/ komunisme
menggenapi ketegangan ruang public dengan membentuk perhimpunan-perjimpunan
kiri. Dimulai dengan kampanye-kampanye sosialisme melalui aktivitas-aktivitas
jurnalistik dan Sarekat Buruh Kereta Api (VSTP).
Pada
tahun 1919 atas prakarsa serikat islam, sesuai dengan programnya, didirikanlah
sarekat sekerja pusat di Yogyakarta dengan nama persatuan pergerakan kaum buruh
(PPKB). Tulang panggung organisasi ini ialah VSTP, PPPB, SSPPG, dan lain-lain
organisasi buruh yang kecil. Ppkbini merupakan konsentrasi dari kalangan buruh
tingkat nasional pertama kali. Yang
menjadi pengurus PPKB ini ialah semaun (ketua), Soerjopranoto (sebagai wakil
ketuanya), dengan H.A. Salim (sebagai sekertaris) (Dekker, 1997:63-64).
Mayarakat
Indonesia pekerjaannya didominasi oleh petani, lalu bagaimanakah gerak kaum
tani dalam pergerakan kebangsaan?.Dekker, (1997: 64) menyatakan bahwa gerakan-gerakan
yang memperhatikan kaum tani adalah sarekat Islam (walaupun tidak secara
tegas),PKI melalui sarekat rakyatnyadan parindra dengan rukun taninya.Gerakan
tani ini ternyata sangat lambat hal ini erbukuti pada pemberontakan PKI
(1926-1927), yang ternyata sangat sedikit mendapat bantuan dari kaum tani.
Pemikiran besar
Marxisme yang dicetuskan oleh
tokoh Sosialis Revolusioner yang bernama
Heinrich Karl Marxterus berkembang
dan mendunia, dan menjadi pelopor berkembang
pemikiran Marxis ke arahyang lebih radikal.Karl Marx mencetuskan teori Marxis saat kapitalis sedang berkembang, Sumbangan
pemikiran dari Lenin juga memperkuat terhadap teori komunisme. Ajaran marxisme
yang berkembang luas ini sampai ke Indonesia yang di bawa oleh Sneevliet yang
mendirikan ISDV dan tujuannya adalah menyebarkan pemikiran Marxisme.
Ajaran
Marxis yang dibawa oleh Sneevliet ini ditularkan kepada pemimpin SI yaitu
Semaun dan Darsono. Pada akhirnya Semaun dan
Darsono terpengaruh oleh Sneevliet dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau
yang lebih dikenal dengan komunisme. Penanaman marxisme di Indonesia bercampur
denganunsur tradisonalis, dan nasionalis, marxisme di Indonesia cenderung dianggap sebagai
gerakan yang radikal.
DAFTAR RUJUKAN
Budiman,
A. 2006.Kebebasan, Negara, Pembangunan.
Jakarta: Alvabet.
Dekker, Nyoman.
1997.Sejarah Pergerakan Nasional
Indonesia. Malang: IKIP Malang
Ebenstein, W. 2006.Isme-Isme Yang Mengguncangkan Dunia.
Yogyakarta: Narasi.
Jundi,
A. 1994.Islam Setelah Komunis.
Jakarta: Gema Insani Press.
Kurniawan, Hasan. 2013. Muso Bapak
Republik Indonesia Soviet. (Online), (http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/30/15/789132/musso-bapak-republik-indonesia-soviet), diakses tanggal 14 Februari 2014.
Latif, Y. 2011. Negara Paripurna. Jakarta: Gramedia
Muljana, S. 2008. Kesadaran Nasionalisme Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan.
Yogyakarta: LKIS.
Sttijo, P. 2000. Pendidikan Pancasila: Prespektif Sejarah
Perjuangan Bangsa. Jakarta: Garasindo.
Tim
Narasi. 2009. Seratus Tokoh yang Mengubah
Dunia. Yogyakarta: Narasi.
Comments
Post a Comment