IMPLEMENTASI PEMIKIRAN MARXISME DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA TAHUN 1912 SAMPAI 1939.


ABSTRAK
Abstrak:Aliran Marxisme diadopsi oleh intelektual Indonesia misalnya Soekarno, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka. Kemunculan marxisme di Indonesia menjadi penyokong pergerakan kemerdekaan Indonesia secara radikal. Marxisme berkembang di Rusia, Karl Mark sebagai pendiri. Pemikiran marxisme dipelajari Semaun ketua SI Semarang. Implementasi di Indonesia tidak murni tetapi mendapatkan pemikiran Leninisme. Marxisme mengalami perkembangan di Indonesia, partai yang mengadopsi pemikiran Marxisme dengan pemahaman khas Indonesia adalah Soekarno dalam PNI-nya.

Kata Kunci: Implementasi,pemikiran Marxisme, pergerakan kemerdekaan Indonesia.
  
Sekitar tahun 1818-1883 di Negara Rusia muncul dan tumbuh suatu Pemikiran besar yang di namakan Marxisme.Penggagas pertama pemikiran ini adalah seorang tokoh Sosialis Revolusioner yang bernama Heinrich Karl Marx.Ajaran Marxisme terus berkembang, hingga akhirnya tumbuhlah beberapa pengikut ajaran Marxis yang menjadi pelopor atas berkembang-luasnya pengaruh ajaran dan berkembangnya pemikiran Marxis ke arah radikal.Beberapa pelopor terkemuka tersebut, diantaranya Frederick Engles W.I. Lenin, Nietzshe, L. Feurback, dan lain-lain.Dengan di tambahkannya pandangan Angles dan Lenin kepada ajaran Marxis maka tumbuhlah suatu ideologi yang di namakan Komunis.Ajaran komunis ini berlandaskan pada teori Marxisme-Leninisme. Istilah “Komunisme” juga di pakai untuk “ajaran Komunisme” atau Marxisme-Leninisme yang merupakan ajaran atau “ideologi” resmi komunisme (Settijo, P. 2000: 96).
Ajaran Marxisme berkembangluas sekitar abad ke-19 di beberapa penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia yang pada waktu itu masih berstatus Hindia-Belanda. Ajaran Marxisme di indonesia pada masa Hindia-Belanda Berkembang-pesat hingga merembet pada kaum terpelajar Bumi Putra. Beberapa tokoh seperti Semaun dan Darsono merupakan aktifis Pergerakan Kemerdekaan Indonesia yang pertama terpengaruh ajaran Marxisme.Sekitar tahun 1918 telah mulai berkembang pengaruh ajaran Marxisme pada beberapa golongan terpelajar bumi putra.Para kaum terpelajar tersebut, melandasi ajaran Marxisme dalam setiap pergerakannya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Beberapa partai yang berlandaskan pada ideologi Marxis didirikan oleh para kaum terpelajar bumi putra dalam rangka menghimpun kekuatan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Tumbuh kembangnya ajaran atau pemikiran Marxisme pada golongan terpelajar bumi putra pada awal abad ke-19 banyak memberi pengaruh dan mewarnai perjalanan sejarah Indonesia, dalam rangka bergerak menuju maupun memperjuangkan kemerdekaan.Oleh karena itu, begitu penting kaitannya mengkaji awal mula munculnya Marxisme dan perkembangannya di Indonesia hingga implementasinya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Artikel ini akan di susun berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, guna mengetahui peran ajaran Marxisme dalam rangkaian peristiwa di dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1912 sampai 1939.

MunculnyaPemikiran Marxisme Di Indonesia
Pada pertengahan 1840-an, Marx berkeyakinan bahwa ekspansi kapitalisme telah menghapus pemisahan klasik antar negara-bangsa yang berdaulat dan mengganti sistem-negara internasional dengan masyarakat kapitalis global yang disitu konflik utamanya terpusat pada dua kelas sosial yang saling berseberangan kaum borjuis global dan kaum proletarInternasional. Marx meyakini suatu kesimpulan bahwa revolusi politik akan menggulingkan tatanan kapitalis dan menciptakan sebuah masyarakat sosialis dimana prinsip-prinsip kebebasan dan kesetaraan, yang selalu diserukan oleh ideologi kapitalis namun justru terhambat oleh struktur kapitalis, akan terwujud untuk meningkatkan derajat kehidupan umat manusia di seluruh dunia.
            Seperti yang di jelaskan sebelumnya Marxisme muncul pada saat kapitalisme sedang berkembang dalam bentuknya yang paling liberal, dimana pasar dan kompetisi bebas dibiarkan tanpa terkendali.Akibatnya, disamping beberapa orang yang kuat dan punya kelebihan dan sangat kaya, banyak orang menjadi miskin.Pada titik inilah Marx beranggapan bahwa kapitalisme bukan merupakan resep untuk memecahkan persoalan, tapi dia merupakan persoalan itu sendiri.Karena itu, kemudian dia menyusun teori sosialis Marxis yang sangat memengaruhi perkembangan Dunia.Sosialisme Marxis didasarkan pada sosialisme sistematik. Sosialisme Marxis tidak percaya bahwa sosialisme yang benar akan terjadi,kalau hanya diserahkan ke individu-individu. Harus dibuat sistem yang bisa menjamin bahwa sosialisme harus menjadi kenyataan. Bagi Marx, jaminan tersebut adalah bila pemilikan pribadi atas alat-alat produksi di hapuskan. Sosialisme Marxis ini kemudian diikuti dengan sebuah teori sejarah yang cukup menarik. Dengan apa yang dikenal sebagai aliran Materialisme Historis, Marx menyatakan bahwa sejarah digerakan oleh materi. Sejarah adalah perjuangan kelas untuk menguasai alat prduksi ( Budiman, A. 2006: 368-369).
            Demikianlah, kalrl Marx berhasil mengembangkan sebuah teori sejarah yang didasarkan pada perjuangan kelas, merebut alat produksi. Menurut Marx, capat atau lambat, orang yang tak berdaya pada akhirnya akan bersatu dan memberontak untuk mengambil alih penguasaan terhadap alat-alat produksi ini. (Budiman, A. 2006: 370).  Selain itu Marxisme mengajarkan perang terhadap semua agama, menghapuskan fitrah dan tabiat kemanusiaan melalui konflik berdarah, dan menegakkan kekuasaan ditaktor.(Judi, A. 1994: 111). Dalam study Hubungan Internasional, tulisan Marx yang menggebu-gebu akan adanya penyatuan seluruh umat manusia kedalam masyarakat sosialis seringkali dikritik karena mengabaikan dasar logika fragmentasi yang diciptakan oleh rivalitas tanpa akhir antar negara dan bangsa. Menurut kaum realis, harapan akan terwujudnya sistem sosialisme universal terhapus oleh pandangannya yang utopis. Fakta bahwa tradisi Marxis lambat dalam menanggapi signifikansi berkelanjutan atas negara-bangsa dan kekerasan tidak diragukan lagi, namun pokok-pokok pemikiran Marxis memandang bahwa fragmentasi nasional adalah lawan yang seimbang bagi globalisasi kapitalistik.Pada dasarnya pertentangan antara globalisasi dan fragmentasi yang diyakini oleh kebanyakan pemikir hubungan Internasional masa kini merupakan sesuatu yang penting dalam pemikiran Marx dan Engels, yang kemudian tetap menjadi sesuatu yang pokok dalam pemikiran Marxis mengenai nasionalisme, imperialisme dan stratifikasi sistem dunia kapitalis.Dalam konteks ini, penting sekali untuk mengkaji kembali paham Marxisme, untuk mengapresiasi kekuatannya yang besar dan mengambil pelajaran dari kelemahan-kelemahan yang memang dimilikinya dalam rangka membangun teori kritis dalam politik Internasional.
      Dalam Manifesto Komunis, Marxs menerangkan apa sebabnya revolusi merupakan satu-satunya cara bagi perubahan bentuk yang pokok di bidang sosial. Apa bila di lapangan teknologi (tenaga-tenaga produksi) mulai mengatasi lembaga-lembaga sosial, hukum, dan politik yang ada (hubungan- hubungan produksi). Karena ideologi kelas yang berkuasa mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku, para pemilik alat-alat produksi sungguh percaya bahwa sistem yang berlaku secara ekonomis adalah yang paling efisien, secara sosial yang paling adil, dan secara filosofis paling selaras dengan undang-undang alam, dan dengan kemauan Tuhan yang manapun yang mereka puja. Marx dengan tajam menyangkal bahwa tuan tanah feudal atau kapitalis industri perseorangan menghalangi perubahan sosial karena ketamakan diri sendiri. Perlawanan kelas yang berkuasa terhadap perubahan adalah sedemikian gigih- sehingga akhirnya membuat  revolusi menjadi suatu hal yang tidak dapat dielakan- tegasnya, karena ia menyamakan nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai universal yang berlaku. Maka, kelas yang berkuasa akan menggerakan segala alat superstruktur hukum, politik, dan ideologi untuk memblokir pertumbuhan kekuatan-kekuatan yang mewakili sistem ekonomi yang potensial lebih progresif (Ebenstein, W. 2006:17-18).
      Sifat dan arti yang lebih mendalam dari hasil pemikiran falsafah seringkali dapat di simpulkan dari daya tarik dan pengaruhnya.Di negara-negara eropa Barat dan Amerika Serikat, ajaran Karl Marx tentang tidak dapat dielakannya revolusi tidak banyak pengaruhnya.Tradisi liberal di Negara-negara tersebut membiarkan pintu terbuka bagi perubahan-perubahan secara damai.Diantara pengikut-pengikut Marx di Rusia, Lenin (1870-1924) adalah ahli teori yang terkemuka di samping juga pilitikus yang efektif, praktis, dan yang paling tangkas. Sumbangan Lenin terhadap teori komunisme, barangkali satu-satunya sumbangan yang di berikan, terdapat di selebarannya What Is To Be Done? (1902). Satu sumbangan Lenin yang terpenting terhadap teori Marxisme adalah konsepnya mengenai kaum revolusioner yang provisional. Marx, yang sedikit banyak dipengaruhi oleh rasa hormat abad ke19 terhadap kesanggupan manusia untuk berpikir buat dirinya sendiri, berpendapat bahwa kelas pekerja akan mengembangkan kesadaran kelasnya dengan spontan dalam perjuangan sehari-hari untuk kehidupan ekonomi mereka (Ebenstein, W. 2006: 37-40).
      Kegiatan Komunis, demikian pendapat Lenin, harus dilakukan dengan Dua jalan. Pertama, kaum pekerja harus membentuk organisasi-organisasi buruh dengan tujuan-tujuan ekonomi sebagai pokok.Organisasi yang bekerja secara terbuka, sah, dan sedapat mungkin secara umum.Berdampingan dengan organisasi-organisasi semacam itu, harus ada perkumpulan-perkumpulan kecil laum revolusioner provisional yang diatur menurut organisasi tentara dan polisi, yang paling terpilih dan seluruhnya di rahasiakan.Lenin terutama sekali meganjurkan agar kaum revolusioner profesional merembes kedalam angkatan perang, polisi, dan pemerintah. Lenin juga dengan jelas menerangkan bahwa kaum komunis hendaknya melakukan kegiatan di bawah tanah, sekalipun di tempat-tempat partai komunis yang sah di perbolehkan.ia secara khsus menganjrkan kepada kaum aktivis komunis untuk bekerja melalui organisasi-organisasi front, senantiasa mengubah nama dan petugas-petugas organisasi, tapi selalu mengingat tujuan terakhir perebutan kakuasaan secara revolusioner (Ebenstein, W. 2006: 41-42).
      Hal yang paling utama, inti dari golongan revolusioner profesional yang dirahasiakan harus bertanggung jawab dalam memilih dan melatih para calon mata-mata, tukang sabot, dan agen-agen untuk kegiatan-kgiatan yang lain yang berhubungan dengan tugas dinas rahasia di luar dan di dalam negeri. (42) Ada jembatan penghubung diantara  partai-partai komunis yang sah, lingkungan di dalam mata-mata dan agen-agen dari kaum revolusi professional, karena kadang-kadang agen-agen itu terpaksa dipilih dari lingkungan partai. Tetapi yang paling di kehendaki kedua organisasi itu harus harus tetap terpisah (Ebenstein, W. 2006: 42-44).
Sejak meninggalnya Lenin pada tahun 1924, tidak ada tambahan baru atau perubahan terhadap dasar berpikir Marxis-Leninis. Stalin yang memerintah Rusia dari tahun 1924 hingga meninggalnya pada tahun 1953 lebih kuat dalam pemerintahan praktis dan kesaggupan mengorganisasi dari pada membuat teori-teori. Kebanyakan dari tulisan Stalin tidak lain merupakan ulangan dari keterangan-keterangan Marx dan Lenin yang disesuaikan dengan kebutuhan sewaktu-waktu pemerintah ditaktornya. Inti dari kesimpulan Stalin mengenai strategi komunis jangka panjang, yang juga diikuti oleh orang-orang yang menggantikannya, terdapat di dalam konsep mengenai empat ketegangan pokok yang terdapat di dunia:
a)    Ketegangan diantara kaum kapitalis dan kaum proletar di mana-mana.
b)   Ketegangan diantara Negara-negara imperialis dan daerah-daerah jajahan.
c)    Ketegagan diantara Negara-negara imperialis yang bersaing.
d)   Ketegangan di antara Negara-negara komunis dan Negara-negara kapitalis.
            Konsep tentang empat ketegangan pokok ini sama sekali bukan latihan dalam penggolongan arti menurut bahasa, pada hakekatnya mengandung suatu rencana yang jelas bagi strategi dan tektik komunis. Sesungguhnya tidaklah mungkin untuk membuka suratkabar tanpa membaca beberapa bukti tentang pemakaian konsep-konsep ini oleh kaum komuunis untuk berbagai persoalan, juga utuk politik praktis (Ebenstein, W. 2006: 44-46).
            Pada Tahun 1913, H. J. F. M. Sneevliet, bekas anggota Partai Buruh Sosial Demokrat, tiba di Jawa sebagai sekretaris Serikat Dagang Perusahaan Belanda (Muljana, S. 2008: 167). Kontribusi Sneevliet dalam pemikiran marxisme atau komunisme tidak tanggung-tanggung.Sneevliet membangun jaringan buruh di tingkat nasional bahkan sampai ke Indonesia, yang dulu di kenal dengan Hindia-Belanda. Di Belanda, Sneevliet tercatat sebagai pemimpin Persatuan Buruh Kereta dan Trem di Belanda. Ia pun aktif di social Democratische Arbaiders Partij (SDAP). Perselisihannya dengan pemimpin SDAP, mendorongnya untuk mencari lahan Baru.Pilihannya adalah merintis jalan komunisme ke Indonesia. Sejak itu ia memulai misinya untuk membentuk imperium komunis yang lebih solid di Negeri ini. Jalan aspirasinya mulai terbuka saat ia pindah ke Semarang (Tim Narasi. 2009: 86).
            Tahun berikutya, ia mendirikan perkumpulan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), bersama dengan Bergsma, Brandstander, dan H.W. Dekker. Tujuannya adalah menyebarkan marxisme atau yang lebih dikenal dengan Komunisme.Mula-mula para anggotanya hanya orang-orang Belanda saja, sepertiIr.Cremer, Prof. van gelderen, dan J. C. Stokis. Demi kemajuan perkumpulan Sneevliet mendekati sarekat Islam cabang semarang yang di pimpin oleh Semaun dan Darsono (Muljana, S. 2008: 167). Seiring berjalannya waktu Semaun dan Darsono dapat terpengaruh oleh pendekatan yang di lakukan oleh Sneevliet dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau yang lebih dikenal dengan komunisme. Nama Sneevliet tenggelam seiring kebijakan pemerintah kolonial yang semakin represif setelah Pemberontakan yang gagal di tahun 1926 (Tim Narasi. 2009: 86).
       Demi kemajuan perkumpulan, Sneevliet mendakati Sarekat Islam cabang semarang yang dipimpin oleh Semaun dan darsono pendekatan itu berhasil baik. Semaun dan darsono berhasil dipengaruhi dan masuk ISDV sebagai anggota, pada awal perkembangan Sarekat Islam belum ada disiplin kepartaian sehingga anggotanya bisa merangkap tiga keanggotaan.Yakni Sarekat Islam, ISDV, dan Insulinde. Maksud pendekatan Sneevliet adalah untuk membuat Sarekat Islam cabang Semarang khususnya sebagai peresmian paham Marxisme dilingkungan terpelajar Islam, semaun dan darsono adalah pemuda-pemuda Indonesia yang cerdas, ulung dan berani, jadi cocok dijadikan kader gerakan Marxisme, lagi pula Sarekat Islam cabang Semarang mempunyai pengikut luas di kalangan orang Indonesia yang kebanyakan mengaku Islam meskipun tidak melakukan rukun Islam. (Muldjana, S. 2008: 167)
       Demikianlah sarekat Islam cabang Semarang merupakan tempat ideal untuk menanamkan benih-benih Marxisme. Kemenangan gerakan komunis rusia dalam menjalankan revolusi oktober 17 mengakibatkan terbentuknya pemerintahan komunis di Rusia manifestasi partai komunis rusia menandaskan bahwa pembebasan Negara-negara jajahan akan dapat dicapai hanya dengan persatuan buruh. ISDV patuh mengikuti pola gerakan partai komunis Rusia mendengar pernyataan manifest itu, putera-putera Indonesia yang tergabung dalam ISDV, menjadi sangat revolusioner: semangat marxisme berkobar-kobar. Pada tahun ketiga juga ISDV pecah menjadi dua aliran/ aliran yang reformistis mendirikan partai baru yang bernama Indisiche sosial democratisiche (ISDP) partai baru ini menuntut kemerdekaan Indonesia dikemudian hari, lepas dari Nederlands, untuk mencapai tujuan  tersebut rakyat Indonesia perlu disiapkan. Golongan reformistis bersedia memberikan bimbingan kepada para pemimpin Bumiputera, ISDP tidak mengalami umur panjang, golongan radikal dalam ISDV, bertindak lebih hati-hati mereka bermaksud merebut pimpinan perkumpulan-perkumpulan Bumiputera demi penyebaran paham marxisme, melalui organisasi-organisasi Bumiputera ISDV akan menyebarkan paham-paham marxisme. Mula-mula diantara para pemimpin perkumpulan secara khusus, kemudian diantara para anggota dan rakyat pada umumnya (Muldjana, S. 2008: 168).
       Semaun menggunakan kedudukannya sebagai komisaris Sarekat Islam cabang Semarang untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin Sarekat Islam, dan berhasil memasukkan ajaran marxisme kedalam anggaran dasar sentral sarekat Islam tahun 1918, berupa perjuangan menentang kapitalisme yang berdosa. Ia mengambil sikap non kooperatif, sebagai bentuk konsekuensi perjuangan anti kapitalis itu didesakkan kepada para pemimpin sarekat Islam. Desakan itu ditolak mentah-mentah karena Sarekat Islam telah menciptakan sikap kooperatif. Sebagai bukti adalah wakil anggota Sarekat Islam yang diangkat oleh gubenur jendral pada Dewan Perwakilan Rakyat yang baru saja dibuka, dan abdul muiz sebagai anggota yang dipilih (Muldjana, S. 2008: 168)
Muso merupakan orang yang mendapat didikan guru di Jakarta dan tertarik dengan politik kaum kiri saat bertemu dengan Alimin, pada waktu ia tinggal di rumahH.O.S Cokroaminoto. Saat itu pula juga ada Soekarno muda yang tengah mengenyam pendidikan politik.Secara pribadidia dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang cerdas, pintar mengorganisir, dan penulis politik yang sangat handal.Dia juga dikenal sebagai sosok yang keras dan nekat, Karena sikapnya itu, dia keluar masuk penjara kolonial Belanda.Pernah suatu kali, dia ditahan oleh Belanda.Lantaran terlibat aksi Serikat Islam.Selama di penjara, dia banyak mendapatkan siksaan, karena menolak memberikan keterangan apa pun tentang gurunya H.O.S Cokroaminoto (Wikipedia).
Peristiwa itu, membekas di hatinya dan menimbulkan kebencian mendalam terhadap Belanda.Saat di dalam penjara, dia banyak belajar tentang paham komunisme. Akibat insiden yang terjadi akibat keputusan Prambanan yang hasil perundingan itu lalu disampaikan kepada Wakil Komunis Internasional (Komintern) maka Muso Musso ditahan oleh Moskow untuk mengikuti pendidikan Marxisme-Leninisme, dan dididik menjadi agen komunis internasional.Berkat didikan keras Moskow, Musso menjadi pemimpin komunis yang handal.Pada tahun 1935, Musso kembali ke Indonesia dan menghidupkan kembali PKI bawah tanah untuk memimpin perjuangan antifasis selama pendudukan Jepang. Muso membuat gerakan baru yang disebut “Jalan Baru”. Kedatangan Musso, bagi kaum komunis saat itu disambut hangat oleh partai yang langsung mengikuti kebijakan "Jalan Baru" itu. Partai-partai berhaluan Marxisme-Leninisme yang ada saat itu berfusi di bawah satu komando PKI (Wikipedia).

Implementasi Pemikiran Marxisme Dalam Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Maerxisme menjadi salah satu pendorong munculnya pergerakan radikal meskipun bukan lah marxisme yang murni berasal dari Rusia.Marxisme yang ada di Indonesia bercampur dengan unsur tradisonalis, dan nasionalis bangsa Indonesia.Pergerakan marxisme di Indonesia cenderung di barengi dengan pergerkan kaum petani, kalau di wilayah Rusia sebagai kaum Proletar.Masyarakat kalangan bawah lebih mendukung paham ini, karena di dalamnya masyarakat kalangan ini lebih diuntungkan dengan teori penyamarata’annya.Dalam pergerakan marxisme Indonesia sering kali dikatakan sebagai grakan yang radikal, hal ini karena kecenderungan masyarakat memberikan labeling bahwa Marxisme adalah Muljana (2011:168) menyatakan bahwa pada tanggal 24 Desember 1920 ISDV secara resmi menjadi anggot komunis international, dan pada tanggal 23 mei 1923 berubah menjadi Partai Komunis Hindia (PKH), pada waktu itu nama Indonesia belum banyak dikenal, Indonesia masih disebut Hindia Belanda, pemerintah hindia belanda melihat gelagat ISDV dan menganggap Snevliet adalah biang keladinya, pemerintah telah mengambil keputusan untuk bertindak keras terhadap pemimpin ISDV. Snevliet yang mengadakan propaganda marxisme dikalangan angkatan darat kerajaan Belanda, di tangkap dan di usir dari Indonesia pada tahun 1920.Snevliet menyingkir ke rusia dan menjadi anggota komintern.Congress komintern yang diselenggarakan pada tahun 1920 menerima saran Snevliet sebagai garis perjuangan agar kaum komunis dimanapun mengadakan kerjasama dengan kaum borjuis setempat dan berusaha menguasai pimpinan. Di Indonesia kaum komunis bekerja sama dengan borjuis nasional dan sarekat Islam. Pada tahun 1921 menyusul pengusiran Brandstader (karena brandstader mendekati angkatan laut) dan Ir. Baar (karena mengadakan propaganda marxisme dikalangan pegawai sipil).Seiring berjalannya waktu Semaun dan Darsono dapat terpengaruh oleh pendekatan yang di lakukan oleh Sneevliet dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau yang lebih dikeanal dengan komunisme. Nama Sneevliet tenggelam seiring kebijakan pemerintah kolonial yang semakin represif setelah Pemberontakan yang gagal di tahun 1926 (Tim Narasi. 2009: 86).
ISDV juga mempunyai wakil dalam dewan perwakilan rakyat yang disebut Volsraad, yaitu Ir. Creamer. Untuk menanggapi sikap pemerintah, Creamer mebentuk konsentrasi radikal dalam Volsraad, terdiri dari wakil ISDV, Sarekat Islam, Budi Utomo, dan Insulinde demikianlah ISDV menggalang baik didalam maupun di luar dewan perwakilan rakyat, bekerja dengan wakil-wakil perkumpulan Bumi Putera dan organisasi Belanda yang bersikap progresif. Akan tetapi, di dalam gedung Volksraad itu tidak berlansung lama karena mulai tahun 1923, keanggotaan wakil ISDV dalam Volksraad digantung berhubung kegiatan-kegiatan-kegiatan Yang dilakukan oleh pemimpin ISDV (Muljana, 2011:170).
Dekker, (1997:63) menyatakan bahwa gerakan-gerakan buruh di Indonesia erat sekali hubungannya dengan partai politik.Munculnya kesadaran politik kaum buruh bersamaan dengan tumbuhnya partai-partai politik.Kalau kaum buruh cenderung menentang kapitalisme dalam bidang ekonomi, maka partai politik menentang imperialisme di bidang politik.Kedua gerakan itu selalu berjalan bersamadengan eratnya. Banyak pemimpin-pemimpin partai politik, dan sebaliknya, yang sekaligus memegang pucuk pimpinan gerakan kaum buruh gerkan-gerakan buruh tersebut cenderunguntuk ikut salah satu partai politik, ada yang secara jelas organisatoris da nada pula yang semata-mata Ideologis.
Di Indonesia berdirinya gerakan buruh itu mula pada tahun 1905, sarekat buruh ini ialah sarekat buruh pegawai negri, jadi bukan sarekat buruh dikalangan sarekat Partikulir , sarekat buruh ini namanyaS.S. Bond (staats-spoor Bonds).Pada tahun 1908 berdirilah VSTP (Vereniging Van Spoor En Tram Personeel ). Latif, (2011: 161) menyatkan bahwa Para propagandis marxisme/ komunisme menggenapi ketegangan ruang public dengan membentuk perhimpunan-perjimpunan kiri. Dimulai dengan kampanye-kampanye sosialisme melalui aktivitas-aktivitas jurnalistik dan Sarekat Buruh Kereta Api (VSTP).
Pada tahun 1919 atas prakarsa serikat islam, sesuai dengan programnya, didirikanlah sarekat sekerja pusat di Yogyakarta dengan nama persatuan pergerakan kaum buruh (PPKB). Tulang panggung organisasi ini ialah VSTP, PPPB, SSPPG, dan lain-lain organisasi buruh yang kecil. Ppkbini merupakan konsentrasi dari kalangan buruh tingkat nasional  pertama kali. Yang menjadi pengurus PPKB ini ialah semaun (ketua), Soerjopranoto (sebagai wakil ketuanya), dengan H.A. Salim (sebagai sekertaris) (Dekker, 1997:63-64).
Mayarakat Indonesia pekerjaannya didominasi oleh petani, lalu bagaimanakah gerak kaum tani dalam pergerakan kebangsaan?.Dekker, (1997: 64) menyatakan bahwa gerakan-gerakan yang memperhatikan kaum tani adalah sarekat Islam (walaupun tidak secara tegas),PKI melalui sarekat rakyatnyadan parindra dengan rukun taninya.Gerakan tani ini ternyata sangat lambat hal ini erbukuti pada pemberontakan PKI (1926-1927), yang ternyata sangat sedikit mendapat bantuan dari kaum tani.
Pemikiran besar Marxisme yang dicetuskan oleh  tokoh Sosialis Revolusioner yang bernama Heinrich Karl Marxterus berkembang dan mendunia, dan menjadi pelopor berkembang pemikiran Marxis ke arahyang lebih radikal.Karl Marx mencetuskan teori Marxis saat  kapitalis sedang berkembang, Sumbangan pemikiran dari Lenin juga memperkuat terhadap teori komunisme. Ajaran marxisme yang berkembang luas ini sampai ke Indonesia yang di bawa oleh Sneevliet yang mendirikan ISDV dan tujuannya adalah menyebarkan pemikiran Marxisme.
Ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet ini ditularkan kepada pemimpin SI yaitu Semaun dan Darsono. Pada akhirnya Semaun dan Darsono terpengaruh oleh Sneevliet dan bergerak dengan pemikiran Marxisme atau yang lebih dikenal dengan komunisme. Penanaman marxisme di Indonesia bercampur denganunsur tradisonalis, dan nasionalis, marxisme di Indonesia cenderung dianggap sebagai gerakan yang radikal.

DAFTAR RUJUKAN
Budiman, A. 2006.Kebebasan, Negara, Pembangunan. Jakarta: Alvabet.

Dekker, Nyoman. 1997.Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Malang: IKIP Malang

Ebenstein, W. 2006.Isme-Isme Yang Mengguncangkan Dunia. Yogyakarta: Narasi.

Jundi, A. 1994.Islam Setelah Komunis. Jakarta: Gema Insani Press.

Kurniawan, Hasan. 2013. Muso Bapak Republik Indonesia Soviet. (Online), (http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/30/15/789132/musso-bapak-republik-indonesia-soviet), diakses tanggal 14 Februari 2014.

Latif, Y. 2011. Negara Paripurna. Jakarta: Gramedia

Muljana, S. 2008. Kesadaran Nasionalisme Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: LKIS.

Sttijo, P. 2000. Pendidikan Pancasila: Prespektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Garasindo.


Tim Narasi. 2009. Seratus Tokoh yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Narasi.

Comments

Popular posts from this blog

BERKEMBANGNYA PAN ISLAMISME SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI DUNIA DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN LIBERALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN DEMOKRASI PADA PEMERINTAHAN ORDE BARU TAHUN 1966-1998