PENMANFAATAN MULTIMEDIA MEMPENGARUHI PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH


BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Dalam memahami pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah. Tentunya
Harus ada pembelajaran menarik, bagaimana murid bisa memahami pembelajaran dan pelajaran sejarah yang menurut kebanyakan murid, sejarah itu membosankan dan monoton. Apalagi waktu pelajaran murid-murid tidak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan, seperti halnya diwaktu pembelajaran murid mengerjakan tugas Akuntansi. Dengan masalah yang berkaitan tentang pembelajaran sejarah mungkin bisa mengunakan multimedia sebagai trobosan, yang bisa membuat murid fokus. Sebagai contoh pembuatan Power Point, pemutaran film sejarah.
            Latar belakang saya mengangkat kasus ini adalah karena klien memiliki permasalahan yang sama seperti penjelasan diatas. Klien susah menangkap pelajaran pelajaran sejarah. Yaitu pelajaran sejarah tidak menarik, seiring dengan kemajuan teknologi. Penampilan sejarah dengan penampilan baru, pengajaran baru, pelajaran yang menarik mungkin bisa menjadikan pembelajaran sejarah mudah dipahami oleh murid. Menurut klien yang saya wawancarai, pengunaan teknologi atau multimedia terbaru yang ada pada zaman sekarang itu sangat bisa membantu memahami pembelajaran sejarah.
            Klien sendiri dalam pelajaran sejarah tidak terlalu menyukai disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama cara mengajar guru sangat membosankan, kedua guru hanya menerangkan peristiwa-peristiwa yang menurut klien tidak menarik atau monoton seharusnya sejarah diterangkan secara analisis agar mendapat perhatian para murid. Permasalahan itu bisa dikemas dengan suatu teknologi yang dikonsep secara menarik. Klien mengatakan mudah menangkap materi apabila ada power point dan pemutaran film-film sejarah.
           




B.  Konfidensial
Data yang diperoleh sifatnya sangat pribadi atau rahasia dan langsung dari pernyataan klien dengan sejujurnya. Karena menyangkut kerahasiaan siswa, sesuai dengan permasalahan dalam kesulitan untuk memahami pelajaran sejarah di sekolah, nama dan data identitas yang menyangkut dengan klien dibuat fiktif. Hal ini bertujuan untuk mengatisipasi apabila klien di kemudian hari membaca laporan studi kasus ini, dapat menjaga perasaan klien agar tidak malu dan rendah diri jika rahasianya diketahui dan dibaca oleh orang lain yang tidak ada berkepentingan.

C.  Idenfikasi Kasus
Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah.
Melakukan metode observasi ketika narasumber berada dirumah juga sharing diluar. Dan klien mempunyai waktu luang juga tidak terganggu. Kesempatan wawancara akan lebih bisa diserap apabila klien tidak terbebani dalam arti ada unsur kepaksaan. Dengan itu metode observasi dan wawancara bisa berjalan lancar. Narasumber adalah adik kelas saya dulu, sekarang masih kelas IX SMPN 2 KADEMANGAN bernama Wanda Wandira ( FIKTIF).

1). Proses Penemuan Kasus
Pengamatan tentang pengaruh multimedia atau teknologi sangat mempengaruhi pemahaman tentang pembelajaran sejarah, ketika guru mengunakan power point murid bisa terfokus dalam pelajaran sejarah itu sendiri dan tidak ada yang mengerjakan pelajaran lain karena menurut pengalaman saya sama klien, apabila guru menerangkan sejarah murid-murid kebanyakan mengerjakan pelajaran lain seperti Akuntansi, Matematika, Bahasa Inggris dll.
 Pada akhirnya saya memutuskan pemanfaatan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran sejarah yang menarik agar tidak membosankan sebagai tema sebagai studi kasus.
2). Identitas Kasus
 a). Identitas Narasumber
Nama                             : Wanda Wandira (FIKTIF)
Jenis Kelamin                : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir     : Blitar 16 Oktober 1996
Agama                           : Islam
Anak Ke                        : 3 dari 4 Bersaudara
Sekolah                          : SMPN 2 Kademangan
Alamat                           : Desa Tumpakwaru, Kademangan Blitar

Ciri-Ciri Fisik
Kesehatan
Tinggi Badan   : 158 CM
Pengelihatan: Jelas
Berat Badan     : 63 Kg
Pendengaran: Jelas
Warana Kulit    : Sawo Matang
Penyakit       : Tifus
Warna Rambut : Hitam
Tata Bahasa : Jelas
Raut Muka       : Bulat
Pembicaraan: Lancar

        b). Identitas Ayah dan Ibu
          Ayah:
            1). Nama: Darmaji (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir : Blitar 08 Juli 1970
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Desa Dauwan Rt. 01 Rw. 06 Blitar
            5). Perkerjaan: Wiraswasta
            6). Pendidikan Terakir: SD
         Ibu:
            1). Nama: Sukmi (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir: Blitar
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Dusun Tumpakwaru Rt. 01 Rw. 03 Blitar
            5). Perkerjaan: Petani
            6). Pendidikan Terakir: SD
C. Gambaran Keunikan Kasus
    a). Penampilan Fisik
            Narasumber memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, dengan raut muka bulat. Dengan tinggi badan dan berat badan yang seperti data di atas klien tidak terlalu gemuk. Rambutnya lurus berwarna hitam, memeiliki kulit berwarna sawo matang, lancar dalam berbicara. Klien juga menggikuti tren masa kini, itu ditunjukan dengan cara berpakaiannya dan juga gaya berbicara pada zaman sekarang.
    b.) Penampilan Psikis
            Narasumber adalah anak yang aktif juga kreatif, memiliki semangat yang tinggi. Ini ditunjukan pada saat wawancara klien mengatakan “ kalau tidak ada kegiatan dalam sehari, serasa sangat membosankan”. Klien juga mudah berinteraksi dengan teman. Itu ditunjukan dalam waktu wawancara, klien cepat menangkap pertanyaan apa yang saya berikan, juga didalam obrolan wawancara klien mudah untuk interaksi. Dalam menangkap pembelajaran di sekolah klien cepat menangakap apabila pembelajaran di kelas itu sangat menarik.
















BAB II
Kajian Teori
Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87)
Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294)
Media Pengajaran
1.      Penggunakan aparatur elektro-mekanis, misalnya overhead, projector, videotape recorder, slide projector.
2.      Pengajaran melalui media elektro-mekanis, misalnya teaching machine menurut model Skiner, komputer.
3.      Model pengajaran atau teori pengajaran, dengan menerapkan data hasil penelitian dalam cabang Ilmu Psikologi dan mengembangkan apa yang disebut “pendekatan system” (System approach).
4.      Educational Technologi, Instructional Technology.
Istilah Educational Technologi, juga dapat berati: keseluruhan perencanaan, pengolahan dan evaluasi proses belajar-mengajar, termasuk di dalamnya penggunakan media pengajaran, dengan demikian, artinya sama dengan Educational of Technologi yang meliputi pendekatan system (W. S. Winkel, 1996; 285).
Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis dan gambar dinding, merupakan media pengajaran visual yang paling sering digunakan. Media pengajaran ini telah mengalami perluasan yang pesat. Akhir-akhir ini, juga digunakan media audiovisual yang merupakan hasil dari teknologi elektronika dan mekanika (W. S. Winkel, 1996; 286).
Pengajaran dengan bantuan komputer banyak mendapatkan perhatian. Pengajaran ini mempergunakan komputer sebagai tutor untuk menyajikan informasi, memberikan praktek, mengukur taraf pemahaman dan memberikan pengajaran jika diperluhkan. Secara teoritis, suatu progam pengajaran dengan bantuan komputer telah dirancang baik dapat memerikan teraf pengajaran yang tepat karena dapat menganalisis respons-respons (M. Dimyati, 1986; 198).
Pengajaran dengan bantuan komputer berakar pada pengajaran berprogam dan berinduk pada teori belajar behavioristic. Menurut teori ini belajar mengunakan stimulus yang terkendali yang di ikuti oleh reinforcement didasarkan atas respons siswa (M. Dimyati, 1986; 198).




BAB III

PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN
A). Idenfikasi kasus
            Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah.  indentifikasi kasus adalah suatu caru untuk mencari menetapakan, dan mendapatkan siswa yang tergolong mengalami kesulitan belajar.
            Dengan metode observasi dan wawancara terkait dengan pemanfaatan multimedia dalam bidang pelajaran sejarah, dapat diperoleh data-data sebagai berikut:
1.         Identitas Narasumber
Nama                             : Wanda Wandira (FIKTIF)
Jenis Kelamin                : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir     : Blitar 16 Oktober 1996
Agama                           : Islam
Anak Ke                        : 3 dari 4 Bersaudara
Sekolah                          : SMPN 2 Kademangan
Alamat                           : Desa Tumpakwaru, Kademangan Blitar
Suku Bangsa                  : Jawa
2. Latar Belakang Pendidikan

NO
Urian
TK
SD
1
Masuk sekolah
2002
2004
2
Lulus
2004
2010
3
Lama Belajar
2 Tahun
3 Tahun
4
Tempat Sejolah
R.A Perwanida
MI. Nurul Islam

3.              Penampilan Fisik dan Psikis
1.      Fisik
Narasumber memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, dengan raut muka bulat. Mempunyai warna kulit sawo matang dam rambut yang lurus hitam. Tinggi badan 185 dan berat badan 63 kg.
2.      Psikis
Narasumber adalah anak yang aktif juga kreatif, memiliki semangat yang tinggi. Aktif dan mudah untuk diajak mengobrol. Dalam menangkap pembelajaran di sekolah klien cepat menangakap apabila pembelajaran di kelas itu sangat menarik
           
4. Identitas Ayah dan Ibu
          Ayah:
            1). Nama: Darmaji (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir : Blitar 08 Juli 1970
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Desa Dauwan Rt. 01 Rw. 06 Blitar
            5). Perkerjaan: Wiraswasta
            6). Pendidikan Terakir: SD
         Ibu:
            1). Nama: Sukmi (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir: Blitar
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Dusun Tumpakwaru Rt. 01 Rw. 03 Blitar
            5). Perkerjaan: Petani
            6). Pendidikan Terakir: SD
5. Keterangan Tentang Saudara-Saudara :
NO
NAMA
Sekolah
Perkerjaan
1
Sergio (FIKTIF)
-
Petani
2
Mahman (FIKTIF)
-
Wiraswasta
3
Sunarto (FIKTIF)
UM Malang
Pelajar

6. Keadaan Ekonomi Keluarga
            1. Penghasilan Ayah    : Rp. 1.000.000,00
            2. Penghasilan Ibu      : Rp. 1.500.000,00
            3. Uang Saku              : Rp. 5000,00.
7. Interaksi Dengan Sekitar
            1. Hubunggan dengan teman baik.
            2. hubunggan dengan keluarga baik.
            3. Hubunggan dengan guru baik.
   8. Sikap Narasumber Terhadap Pelajaran.
          1. klien menyukai pelajaran matematika.
          2. klien tidak menyukai pelajaran sejarah (membosankan).
          3. klien mengalami kesulitan dalam daya ingat.
          4. klien menyukai ketika pelajaran ditayangkan power point.
B. Analisis
            Penguraian sebuah pokok masalah atas berbagai pokok-pokok masalah. Pemindai masalah antar bagian guna untuk memudahkan pemasalahan yang ada. Suatu langkah mengumpulkan data atau informasi tentang diri konseli atau narasumber berserta latar belakangnya dengan berbagai sumber (Sukardi, 1984; 106). Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah. Media teknologi pendidikan dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih’immediate’. Melalui televise, film dan media lainya, kurikulum dapat digarap secara dinamis (Sudarwan, D. 2008, 11)
            Pengurai data yang di peroleh sesui dengan informasi yang dinyatakan oleh klien. Dari observasi dan wawancara terhadap narasumber, saya memperoleh informasi sebagai berikut :
1.      Klien kurang dapat memahami pelajaran sejarah.
2.      Klien kurang bias fokus dalam pelajaran.
3.      Klien mudah cepat mengantuk dalam kelas.
Dalam pembelajaran seharusnya pengajar dan suasana dalam kelas itu harus menyenangkan. Suasana yang menyenangkan membuat murid bias fokus terhadap pelajaran yang di ajarakan, apalagi pelajaran sejarah yang menurut klien sangat membosankan. sejarah ditempatkan di akhir jam pelajaran, yang menjadikan siswa itu lebih fokus pada keinginan untuk segera pulang. Atau Sejarah ditempatkan di tengah-tengah pelajaran Matematika dan Fisika. Matematika ulangan dan Fisika ada PR, maka sejarah-pun jadi “korban” ke-pusingan siswa yang kemudian diwujudkan dengan tidak mengikuti pelajaran sejarah dengan baik.
Selepas itu bagaimana cara untuk mendapa perhatian murid atau respon ? mengunakan cara dengan memutar film atau pengunakan power point yang manarik, itu bisa lebih efektif untuk menarik perhatian murid. Dalam wawancara saya dengan narasumber, klien mengaku lebih senang apa bila terdapat power point di dalam penampilan pelajaran sejarah. Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87). Pengajaran dengan bantuan komputer banyak mendapatkan perhatian. Pengajaran ini mempergunakan komputer sebagai tutor untuk menyajikan informasi, memberikan praktek, mengukur taraf pemahaman dan memberikan pengajaran jika diperluhkan. Secara teoritis, suatu progam pengajaran dengan bantuan komputer telah dirancang baik dapat memerikan teraf pengajaran yang tepat karena dapat menganalisis respons-respons (M. Dimyati, 1986; 198)
            Guru kurang begitu menarik dalam hal penyampaian materi dan kedua, siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Begitu banyak strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Mulai dari ceramah hingga role playing. Namun kenapa guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini, faktor kreativitas seorang guru memiliki peranan penting. Pembuatan media pembelajaran merupakan salah satu bentuk kreativitas guru.Kemajuan IPTEK lebih memudahkan guru untuk menarik minat siswa melalui penggunaan media pembelajaran. Ataupun dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dimana guru mencoba “me-nyata-kan” atau menggambarkan materi pembelajaran agar itu lebih dirasakan oleh siswa. Yang pasti, penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu solusi untuk menarik minat belajar siswa. Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil penyebaran angket, siswa lebih senang untuk belajar di ruang Multimedia (mawardieve, 2011).
            Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294). Media untuk mengajar dan belajar yang telah disediakan, terdapat juga media yang dalam belajar membebaskan pelajar dari kepemimpinan dan pengarahan (Herman. H, 1986; 81).

C). Sintesis
            Pengumpulan data yang telah di analisis untuk merangkum, digolongkan dan disusun agar mendapatkan keseluruhan. Langkah ini bertujuan untuk lebih mengali apa yang menjadi masalah pada narasumber agar tercapai solusi dalam permasalahnya. Dari wawancara dan observasi permasalahan yang diperoleh dari metode-medote diatas, secara umum dapat disimpulkan kondisi permasalahanya yang sedang di hadapi klien:
1.      klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
2.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
3.      Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
4.      Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dari beberapa kesimpulan di atas klien merasa kurang fokus dalam menghadapi pelajaran sejarah yang di sebabkan oleh beberapa factor-faktor yang membuat klien menjadi kurang suka terhadap pelajaran sejarah. Klien lebih mudah dalam menerima pelajaran apabila dalam suatu kelas memakai multimedia yang berupa power point, klien menggaku sulit menangkap pelajaran apabila disampaikan secara lisan. Selain itu dalam wawancara, klien mengakau kalau guru yang mengajarkan sejarah di sekolahnya tidak inovatif dalam arti sangat membosankan.
Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87).
D). Diagnosis
            Langkah untuk menemukan, mencari apa yang menjadi penyebab munculnya masalah-masalah pada narasumber. Tahap diagnosis di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Idenfikasi Masalah.
Kegiatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang di hadapi narasumber. Dari metode-metode di atas permasalahan narasumber yang pertama pada pemahaman materi yang di ajarakan  oleh guru sejarah kurang dapat ditangkap oleh klien. Klien lebih suka ketika dalam pelajaran, mempergunakan slide power point dan penayangan film-film sejarah.
      Masalah lain yang dihadapi oleh klien adalah kurang bisanya fokus terhadap pelajaran, yang menurut klien pelajaran yang secara konvensional itu kurang menarik dan sulit untuk diingat.
2.      Etilogi (Menentukan sumber penyebab masalah).
Etilogi iyalah proses mencari, menemukan, dan menentukan penyebab atau latar belakang timbulnya masalah yang dihadapi narasumber. Etilogi dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal
a.       Faktor internal
1.      Klien kurang bisa fokus dalam pelajaran.
2.      Klien sulit dalam daya ingat.
b.      Faktor Eksternal.
1.      Pengajaran sejarah kurang menyenangkan.
2.      Metode pengajaran masih konvensional.



E). Prognosis
            Suatu cara untuk memberikan jenis bantuan untuk mendapatkan suatu solusi sesuai dengan masalah yang dihadapi klien. Jenis bantuan yang diberikan tergantung dengan masalah. Maka dari itu masalah pada klien segera di bantu agar cepat terselesaikan.
            Masalah Pada Narasumber.
a.       klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
b.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
c.       Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dari masalah-masalah yang di miliki klien, bantuan atau solusi adalah.
a.       Cara-cara untuk membuat klien tenang dan bisa fokus di dalam kelas.
b.      Membuat catatan untuk bisa menyerap apa yang di terangkan oleh guru dan mengulang saat pulang sekolah.
c.       Memperbanyak olahraga dan minum vitamin A agar tidak cepat mengantuk.
F). Treatment
            Memberi pertolongan yang diberikan kepada narasumber atau klien sesuai dengan masalah apa yang ada pada klien. Dengan tujuan menemukan masalah yang ada pada klien, dalam arti menemukan solusi atau jalan keluar untuk menyelesaikan masalah pada klien.
a.      memberikan bimbingan pada klien.
Bimbingan yang dilakukan pada klien secara individual, itu lebih efektif dengan konsultasi apa yang di permasalahkan. Dengan wawancara secara khusus permasalahan pada klien padat pecahkan atau mendapatkan solusi.
b.      Pemberian Informasi
Pemberian informasi meliputi dengan permasalahan klien secara relevan. Layanan ini untuk membekali klien agar kedepanya bisa memecahkan masalah yang diadapi pada klien.
c.       motivasi
Pemberian motivasi ditujukan untuk menumbuhkan semangat pada klien agar apa yang dipermasalahkan bisa dihadapi dan agar bisa menjadikan hal yang disukai.
G). Follow UP
            Tindak lanjut untuk mengetahui usaha bimbingan yang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam tindak lanjut ini adalah dengan wawancara dan observasi untuk memperjelas keefektifan pada usaha bimbingan. Follow up untuk memantau dan melihat pada prognosis juga treatmen yang diberikan. Apakah metode itu terlaksanakan dengan baik atau sebaliknya. Sehingga keefektifan dalam bimbingan ini terlaksana juga untuk menyelesaikan permasalahan pada klien.
            Dalam pemantauan klien sudah mulai ada perubahan terkait masalah pada pembelajaran sejarah yang kurang menarik. Klien mengubah presepsi untuk menyukai pelajaran sejarah. Dengan motivasi yang telah diberikan, klien berangsur bisa memperbaiki masalah yang pada pelajaran sejarah.
           



BAB IV
Penutup
A). Kesimpulan
Setelah melakukan langkah-langkah dalam layanan bimbingan kepada klien dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan pada klien antara lain: klien kurang bisa fokus pada dalam kelas. klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah) Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk. Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dalam memahami pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah. Tentunya
Harus ada pembelajaran menarik, bagaimana murid bisa memahami pembelajaran dan pelajaran sejarah yang menurut kebanyakan murid, sejarah itu membosankan dan monoton. Apalagi waktu pelajaran murid-murid tidak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan, seperti halnya diwaktu pembelajaran murid mengerjakan tugas Akuntansi. Dengan masalah yang berkaitan tentang pembelajaran sejarah mungkin bisa mengunakan multimedia sebagai trobosan, yang bisa mem Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294) buat murid fokus. Sebagai contoh pembuatan Power Point, pemutaran film sejarah.
B). Saran
            Pelajaran sejarah seharusnya di kemas dalam konteks yang inovatif dan kreatif. Untuk membuat murid menyukai pelajaran sejarah. Pengunakan multimedia yang interaktif, salah satu solusi untuk membuat murid menyukai pelajaran sejarah, yang menurut murid membosankan.
           




Daftar Rujukan
Ali, M. 2008. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta. PT Imperial Bakthi.
Wilhowo, C & Sanjaya, R. Stimulasi Kecerdasan Anak Mengunakan Teknologi Informasi. Jakarta. PT Esek Media Komputindo.
Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Sekolah. Depansar.
Mawardi, 2011. Belajar sejarah yang Menyenangkan (Oline) http://mawardieve.wordpress.com/belajar-sejarah-yang-menyenangkan/ di akses 28 April 2013
Wingkel, W. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mahmud, M. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta.  Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Holstein, H. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung. Remadja Karya CV
Danim. S. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara


















Lampiran
Hasil Wawancara 1

Hari/Tanggal   : Minggu/7 APRIL 2013
Waktu              : 14.00
Tempat            : Rumah Klien

            Bedasarkan wawancara yang telah saya lakukan dapat diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
1.      klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
2.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
3.      Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
4.      Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).

















Lampiran
Hasil Wawancara 1

Hari/Tanggal   : Minggu/21 APRIL 2013
Waktu              : 15.00
Tempat            : Rumah Klien

            Bedasarkan wawancara yang telah saya lakukan dapat diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
1.      Kesehatan klien.
2.      Ekonomi keluarga.
BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Dalam memahami pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah. Tentunya
Harus ada pembelajaran menarik, bagaimana murid bisa memahami pembelajaran dan pelajaran sejarah yang menurut kebanyakan murid, sejarah itu membosankan dan monoton. Apalagi waktu pelajaran murid-murid tidak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan, seperti halnya diwaktu pembelajaran murid mengerjakan tugas Akuntansi. Dengan masalah yang berkaitan tentang pembelajaran sejarah mungkin bisa mengunakan multimedia sebagai trobosan, yang bisa membuat murid fokus. Sebagai contoh pembuatan Power Point, pemutaran film sejarah.
            Latar belakang saya mengangkat kasus ini adalah karena klien memiliki permasalahan yang sama seperti penjelasan diatas. Klien susah menangkap pelajaran pelajaran sejarah. Yaitu pelajaran sejarah tidak menarik, seiring dengan kemajuan teknologi. Penampilan sejarah dengan penampilan baru, pengajaran baru, pelajaran yang menarik mungkin bisa menjadikan pembelajaran sejarah mudah dipahami oleh murid. Menurut klien yang saya wawancarai, pengunaan teknologi atau multimedia terbaru yang ada pada zaman sekarang itu sangat bisa membantu memahami pembelajaran sejarah.
            Klien sendiri dalam pelajaran sejarah tidak terlalu menyukai disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama cara mengajar guru sangat membosankan, kedua guru hanya menerangkan peristiwa-peristiwa yang menurut klien tidak menarik atau monoton seharusnya sejarah diterangkan secara analisis agar mendapat perhatian para murid. Permasalahan itu bisa dikemas dengan suatu teknologi yang dikonsep secara menarik. Klien mengatakan mudah menangkap materi apabila ada power point dan pemutaran film-film sejarah.
           




B.  Konfidensial
Data yang diperoleh sifatnya sangat pribadi atau rahasia dan langsung dari pernyataan klien dengan sejujurnya. Karena menyangkut kerahasiaan siswa, sesuai dengan permasalahan dalam kesulitan untuk memahami pelajaran sejarah di sekolah, nama dan data identitas yang menyangkut dengan klien dibuat fiktif. Hal ini bertujuan untuk mengatisipasi apabila klien di kemudian hari membaca laporan studi kasus ini, dapat menjaga perasaan klien agar tidak malu dan rendah diri jika rahasianya diketahui dan dibaca oleh orang lain yang tidak ada berkepentingan.

C.  Idenfikasi Kasus
Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah.
Melakukan metode observasi ketika narasumber berada dirumah juga sharing diluar. Dan klien mempunyai waktu luang juga tidak terganggu. Kesempatan wawancara akan lebih bisa diserap apabila klien tidak terbebani dalam arti ada unsur kepaksaan. Dengan itu metode observasi dan wawancara bisa berjalan lancar. Narasumber adalah adik kelas saya dulu, sekarang masih kelas IX SMPN 2 KADEMANGAN bernama Wanda Wandira ( FIKTIF).

1). Proses Penemuan Kasus
Pengamatan tentang pengaruh multimedia atau teknologi sangat mempengaruhi pemahaman tentang pembelajaran sejarah, ketika guru mengunakan power point murid bisa terfokus dalam pelajaran sejarah itu sendiri dan tidak ada yang mengerjakan pelajaran lain karena menurut pengalaman saya sama klien, apabila guru menerangkan sejarah murid-murid kebanyakan mengerjakan pelajaran lain seperti Akuntansi, Matematika, Bahasa Inggris dll.
 Pada akhirnya saya memutuskan pemanfaatan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran sejarah yang menarik agar tidak membosankan sebagai tema sebagai studi kasus.
2). Identitas Kasus
 a). Identitas Narasumber
Nama                             : Wanda Wandira (FIKTIF)
Jenis Kelamin                : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir     : Blitar 16 Oktober 1996
Agama                           : Islam
Anak Ke                        : 3 dari 4 Bersaudara
Sekolah                          : SMPN 2 Kademangan
Alamat                           : Desa Tumpakwaru, Kademangan Blitar

Ciri-Ciri Fisik
Kesehatan
Tinggi Badan   : 158 CM
Pengelihatan: Jelas
Berat Badan     : 63 Kg
Pendengaran: Jelas
Warana Kulit    : Sawo Matang
Penyakit       : Tifus
Warna Rambut : Hitam
Tata Bahasa : Jelas
Raut Muka       : Bulat
Pembicaraan: Lancar

        b). Identitas Ayah dan Ibu
          Ayah:
            1). Nama: Darmaji (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir : Blitar 08 Juli 1970
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Desa Dauwan Rt. 01 Rw. 06 Blitar
            5). Perkerjaan: Wiraswasta
            6). Pendidikan Terakir: SD
         Ibu:
            1). Nama: Sukmi (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir: Blitar
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Dusun Tumpakwaru Rt. 01 Rw. 03 Blitar
            5). Perkerjaan: Petani
            6). Pendidikan Terakir: SD
C. Gambaran Keunikan Kasus
    a). Penampilan Fisik
            Narasumber memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, dengan raut muka bulat. Dengan tinggi badan dan berat badan yang seperti data di atas klien tidak terlalu gemuk. Rambutnya lurus berwarna hitam, memeiliki kulit berwarna sawo matang, lancar dalam berbicara. Klien juga menggikuti tren masa kini, itu ditunjukan dengan cara berpakaiannya dan juga gaya berbicara pada zaman sekarang.
    b.) Penampilan Psikis
            Narasumber adalah anak yang aktif juga kreatif, memiliki semangat yang tinggi. Ini ditunjukan pada saat wawancara klien mengatakan “ kalau tidak ada kegiatan dalam sehari, serasa sangat membosankan”. Klien juga mudah berinteraksi dengan teman. Itu ditunjukan dalam waktu wawancara, klien cepat menangkap pertanyaan apa yang saya berikan, juga didalam obrolan wawancara klien mudah untuk interaksi. Dalam menangkap pembelajaran di sekolah klien cepat menangakap apabila pembelajaran di kelas itu sangat menarik.
















BAB II
Kajian Teori
Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87)
Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294)
Media Pengajaran
1.      Penggunakan aparatur elektro-mekanis, misalnya overhead, projector, videotape recorder, slide projector.
2.      Pengajaran melalui media elektro-mekanis, misalnya teaching machine menurut model Skiner, komputer.
3.      Model pengajaran atau teori pengajaran, dengan menerapkan data hasil penelitian dalam cabang Ilmu Psikologi dan mengembangkan apa yang disebut “pendekatan system” (System approach).
4.      Educational Technologi, Instructional Technology.
Istilah Educational Technologi, juga dapat berati: keseluruhan perencanaan, pengolahan dan evaluasi proses belajar-mengajar, termasuk di dalamnya penggunakan media pengajaran, dengan demikian, artinya sama dengan Educational of Technologi yang meliputi pendekatan system (W. S. Winkel, 1996; 285).
Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis dan gambar dinding, merupakan media pengajaran visual yang paling sering digunakan. Media pengajaran ini telah mengalami perluasan yang pesat. Akhir-akhir ini, juga digunakan media audiovisual yang merupakan hasil dari teknologi elektronika dan mekanika (W. S. Winkel, 1996; 286).
Pengajaran dengan bantuan komputer banyak mendapatkan perhatian. Pengajaran ini mempergunakan komputer sebagai tutor untuk menyajikan informasi, memberikan praktek, mengukur taraf pemahaman dan memberikan pengajaran jika diperluhkan. Secara teoritis, suatu progam pengajaran dengan bantuan komputer telah dirancang baik dapat memerikan teraf pengajaran yang tepat karena dapat menganalisis respons-respons (M. Dimyati, 1986; 198).
Pengajaran dengan bantuan komputer berakar pada pengajaran berprogam dan berinduk pada teori belajar behavioristic. Menurut teori ini belajar mengunakan stimulus yang terkendali yang di ikuti oleh reinforcement didasarkan atas respons siswa (M. Dimyati, 1986; 198).

























BAB III

PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN
A). Idenfikasi kasus
            Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah.  indentifikasi kasus adalah suatu caru untuk mencari menetapakan, dan mendapatkan siswa yang tergolong mengalami kesulitan belajar.
            Dengan metode observasi dan wawancara terkait dengan pemanfaatan multimedia dalam bidang pelajaran sejarah, dapat diperoleh data-data sebagai berikut:
1.         Identitas Narasumber
Nama                             : Wanda Wandira (FIKTIF)
Jenis Kelamin                : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir     : Blitar 16 Oktober 1996
Agama                           : Islam
Anak Ke                        : 3 dari 4 Bersaudara
Sekolah                          : SMPN 2 Kademangan
Alamat                           : Desa Tumpakwaru, Kademangan Blitar
Suku Bangsa                  : Jawa
2. Latar Belakang Pendidikan

NO
Urian
TK
SD
1
Masuk sekolah
2002
2004
2
Lulus
2004
2010
3
Lama Belajar
2 Tahun
3 Tahun
4
Tempat Sejolah
R.A Perwanida
MI. Nurul Islam

3.              Penampilan Fisik dan Psikis
1.      Fisik
Narasumber memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, dengan raut muka bulat. Mempunyai warna kulit sawo matang dam rambut yang lurus hitam. Tinggi badan 185 dan berat badan 63 kg.
2.      Psikis
Narasumber adalah anak yang aktif juga kreatif, memiliki semangat yang tinggi. Aktif dan mudah untuk diajak mengobrol. Dalam menangkap pembelajaran di sekolah klien cepat menangakap apabila pembelajaran di kelas itu sangat menarik
           
4. Identitas Ayah dan Ibu
          Ayah:
            1). Nama: Darmaji (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir : Blitar 08 Juli 1970
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Desa Dauwan Rt. 01 Rw. 06 Blitar
            5). Perkerjaan: Wiraswasta
            6). Pendidikan Terakir: SD
         Ibu:
            1). Nama: Sukmi (FIKTIF)
            2). Tempat Tanggal Lahir: Blitar
            3). Agama: Islam
            4). Alamat: Dusun Tumpakwaru Rt. 01 Rw. 03 Blitar
            5). Perkerjaan: Petani
            6). Pendidikan Terakir: SD
5. Keterangan Tentang Saudara-Saudara :
NO
NAMA
Sekolah
Perkerjaan
1
Sergio (FIKTIF)
-
Petani
2
Mahman (FIKTIF)
-
Wiraswasta
3
Sunarto (FIKTIF)
UM Malang
Pelajar

6. Keadaan Ekonomi Keluarga
            1. Penghasilan Ayah    : Rp. 1.000.000,00
            2. Penghasilan Ibu      : Rp. 1.500.000,00
            3. Uang Saku              : Rp. 5000,00.
7. Interaksi Dengan Sekitar
            1. Hubunggan dengan teman baik.
            2. hubunggan dengan keluarga baik.
            3. Hubunggan dengan guru baik.
   8. Sikap Narasumber Terhadap Pelajaran.
          1. klien menyukai pelajaran matematika.
          2. klien tidak menyukai pelajaran sejarah (membosankan).
          3. klien mengalami kesulitan dalam daya ingat.
          4. klien menyukai ketika pelajaran ditayangkan power point.
B. Analisis
            Penguraian sebuah pokok masalah atas berbagai pokok-pokok masalah. Pemindai masalah antar bagian guna untuk memudahkan pemasalahan yang ada. Suatu langkah mengumpulkan data atau informasi tentang diri konseli atau narasumber berserta latar belakangnya dengan berbagai sumber (Sukardi, 1984; 106). Metode yang saya gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Prosedur saya ambil adalah dengan mencatat segala jawaban yang sudah dikonsep dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan terkait pengunaan teknologi dalam bidang pembelajaran sejarah. Media teknologi pendidikan dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih’immediate’. Melalui televise, film dan media lainya, kurikulum dapat digarap secara dinamis (Sudarwan, D. 2008, 11)
            Pengurai data yang di peroleh sesui dengan informasi yang dinyatakan oleh klien. Dari observasi dan wawancara terhadap narasumber, saya memperoleh informasi sebagai berikut :
1.      Klien kurang dapat memahami pelajaran sejarah.
2.      Klien kurang bias fokus dalam pelajaran.
3.      Klien mudah cepat mengantuk dalam kelas.
Dalam pembelajaran seharusnya pengajar dan suasana dalam kelas itu harus menyenangkan. Suasana yang menyenangkan membuat murid bias fokus terhadap pelajaran yang di ajarakan, apalagi pelajaran sejarah yang menurut klien sangat membosankan. sejarah ditempatkan di akhir jam pelajaran, yang menjadikan siswa itu lebih fokus pada keinginan untuk segera pulang. Atau Sejarah ditempatkan di tengah-tengah pelajaran Matematika dan Fisika. Matematika ulangan dan Fisika ada PR, maka sejarah-pun jadi “korban” ke-pusingan siswa yang kemudian diwujudkan dengan tidak mengikuti pelajaran sejarah dengan baik.
Selepas itu bagaimana cara untuk mendapa perhatian murid atau respon ? mengunakan cara dengan memutar film atau pengunakan power point yang manarik, itu bisa lebih efektif untuk menarik perhatian murid. Dalam wawancara saya dengan narasumber, klien mengaku lebih senang apa bila terdapat power point di dalam penampilan pelajaran sejarah. Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87). Pengajaran dengan bantuan komputer banyak mendapatkan perhatian. Pengajaran ini mempergunakan komputer sebagai tutor untuk menyajikan informasi, memberikan praktek, mengukur taraf pemahaman dan memberikan pengajaran jika diperluhkan. Secara teoritis, suatu progam pengajaran dengan bantuan komputer telah dirancang baik dapat memerikan teraf pengajaran yang tepat karena dapat menganalisis respons-respons (M. Dimyati, 1986; 198)
            Guru kurang begitu menarik dalam hal penyampaian materi dan kedua, siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Begitu banyak strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Mulai dari ceramah hingga role playing. Namun kenapa guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini, faktor kreativitas seorang guru memiliki peranan penting. Pembuatan media pembelajaran merupakan salah satu bentuk kreativitas guru.Kemajuan IPTEK lebih memudahkan guru untuk menarik minat siswa melalui penggunaan media pembelajaran. Ataupun dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dimana guru mencoba “me-nyata-kan” atau menggambarkan materi pembelajaran agar itu lebih dirasakan oleh siswa. Yang pasti, penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu solusi untuk menarik minat belajar siswa. Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil penyebaran angket, siswa lebih senang untuk belajar di ruang Multimedia (mawardieve, 2011).
            Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294). Media untuk mengajar dan belajar yang telah disediakan, terdapat juga media yang dalam belajar membebaskan pelajar dari kepemimpinan dan pengarahan (Herman. H, 1986; 81).

C). Sintesis
            Pengumpulan data yang telah di analisis untuk merangkum, digolongkan dan disusun agar mendapatkan keseluruhan. Langkah ini bertujuan untuk lebih mengali apa yang menjadi masalah pada narasumber agar tercapai solusi dalam permasalahnya. Dari wawancara dan observasi permasalahan yang diperoleh dari metode-medote diatas, secara umum dapat disimpulkan kondisi permasalahanya yang sedang di hadapi klien:
1.      klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
2.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
3.      Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
4.      Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dari beberapa kesimpulan di atas klien merasa kurang fokus dalam menghadapi pelajaran sejarah yang di sebabkan oleh beberapa factor-faktor yang membuat klien menjadi kurang suka terhadap pelajaran sejarah. Klien lebih mudah dalam menerima pelajaran apabila dalam suatu kelas memakai multimedia yang berupa power point, klien menggaku sulit menangkap pelajaran apabila disampaikan secara lisan. Selain itu dalam wawancara, klien mengakau kalau guru yang mengajarkan sejarah di sekolahnya tidak inovatif dalam arti sangat membosankan.
Informasi secara konvensional sering kali kurang dapat bertahan lama dengan satu media saja, belajar harus dalam suasana menyenanagkan segala sesuatu yang dilakukan motivasu dan emosi (senang) (Cristine W dan Ridwan S, 2001; 87).
D). Diagnosis
            Langkah untuk menemukan, mencari apa yang menjadi penyebab munculnya masalah-masalah pada narasumber. Tahap diagnosis di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Idenfikasi Masalah.
Kegiatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang di hadapi narasumber. Dari metode-metode di atas permasalahan narasumber yang pertama pada pemahaman materi yang di ajarakan  oleh guru sejarah kurang dapat ditangkap oleh klien. Klien lebih suka ketika dalam pelajaran, mempergunakan slide power point dan penayangan film-film sejarah.
      Masalah lain yang dihadapi oleh klien adalah kurang bisanya fokus terhadap pelajaran, yang menurut klien pelajaran yang secara konvensional itu kurang menarik dan sulit untuk diingat.
2.      Etilogi (Menentukan sumber penyebab masalah).
Etilogi iyalah proses mencari, menemukan, dan menentukan penyebab atau latar belakang timbulnya masalah yang dihadapi narasumber. Etilogi dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal
a.       Faktor internal
1.      Klien kurang bisa fokus dalam pelajaran.
2.      Klien sulit dalam daya ingat.
b.      Faktor Eksternal.
1.      Pengajaran sejarah kurang menyenangkan.
2.      Metode pengajaran masih konvensional.



E). Prognosis
            Suatu cara untuk memberikan jenis bantuan untuk mendapatkan suatu solusi sesuai dengan masalah yang dihadapi klien. Jenis bantuan yang diberikan tergantung dengan masalah. Maka dari itu masalah pada klien segera di bantu agar cepat terselesaikan.
            Masalah Pada Narasumber.
a.       klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
b.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
c.       Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dari masalah-masalah yang di miliki klien, bantuan atau solusi adalah.
a.       Cara-cara untuk membuat klien tenang dan bisa fokus di dalam kelas.
b.      Membuat catatan untuk bisa menyerap apa yang di terangkan oleh guru dan mengulang saat pulang sekolah.
c.       Memperbanyak olahraga dan minum vitamin A agar tidak cepat mengantuk.
F). Treatment
            Memberi pertolongan yang diberikan kepada narasumber atau klien sesuai dengan masalah apa yang ada pada klien. Dengan tujuan menemukan masalah yang ada pada klien, dalam arti menemukan solusi atau jalan keluar untuk menyelesaikan masalah pada klien.
a.      memberikan bimbingan pada klien.
Bimbingan yang dilakukan pada klien secara individual, itu lebih efektif dengan konsultasi apa yang di permasalahkan. Dengan wawancara secara khusus permasalahan pada klien padat pecahkan atau mendapatkan solusi.
b.      Pemberian Informasi
Pemberian informasi meliputi dengan permasalahan klien secara relevan. Layanan ini untuk membekali klien agar kedepanya bisa memecahkan masalah yang diadapi pada klien.
c.       motivasi
Pemberian motivasi ditujukan untuk menumbuhkan semangat pada klien agar apa yang dipermasalahkan bisa dihadapi dan agar bisa menjadikan hal yang disukai.
G). Follow UP
            Tindak lanjut untuk mengetahui usaha bimbingan yang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam tindak lanjut ini adalah dengan wawancara dan observasi untuk memperjelas keefektifan pada usaha bimbingan. Follow up untuk memantau dan melihat pada prognosis juga treatmen yang diberikan. Apakah metode itu terlaksanakan dengan baik atau sebaliknya. Sehingga keefektifan dalam bimbingan ini terlaksana juga untuk menyelesaikan permasalahan pada klien.
            Dalam pemantauan klien sudah mulai ada perubahan terkait masalah pada pembelajaran sejarah yang kurang menarik. Klien mengubah presepsi untuk menyukai pelajaran sejarah. Dengan motivasi yang telah diberikan, klien berangsur bisa memperbaiki masalah yang pada pelajaran sejarah.
           


BAB IV
Penutup
A). Kesimpulan
Setelah melakukan langkah-langkah dalam layanan bimbingan kepada klien dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan pada klien antara lain: klien kurang bisa fokus pada dalam kelas. klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah) Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk. Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).
Dalam memahami pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah. Tentunya
Harus ada pembelajaran menarik, bagaimana murid bisa memahami pembelajaran dan pelajaran sejarah yang menurut kebanyakan murid, sejarah itu membosankan dan monoton. Apalagi waktu pelajaran murid-murid tidak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan, seperti halnya diwaktu pembelajaran murid mengerjakan tugas Akuntansi. Dengan masalah yang berkaitan tentang pembelajaran sejarah mungkin bisa mengunakan multimedia sebagai trobosan, yang bisa mem Kemampuan pendidik juga ditingkatkan agar mampu melasanakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kopetensi pendidik yang telah di tetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, interaktif, memotivasi, menyenagkan, mengasikan, aktif dan kreatif (Moh. Ali, 2008; 294) buat murid fokus. Sebagai contoh pembuatan Power Point, pemutaran film sejarah.
B). Saran
            Pelajaran sejarah seharusnya di kemas dalam konteks yang inovatif dan kreatif. Untuk membuat murid menyukai pelajaran sejarah. Pengunakan multimedia yang interaktif, salah satu solusi untuk membuat murid menyukai pelajaran sejarah, yang menurut murid membosankan.
           




Daftar Rujukan
Ali, M. 2008. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta. PT Imperial Bakthi.
Wilhowo, C & Sanjaya, R. Stimulasi Kecerdasan Anak Mengunakan Teknologi Informasi. Jakarta. PT Esek Media Komputindo.
Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Sekolah. Depansar.
Mawardi, 2011. Belajar sejarah yang Menyenangkan (Oline) http://mawardieve.wordpress.com/belajar-sejarah-yang-menyenangkan/ di akses 28 April 2013
Wingkel, W. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mahmud, M. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta.  Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Holstein, H. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung. Remadja Karya CV
Danim. S. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara


















Lampiran
Hasil Wawancara 1

Hari/Tanggal   : Minggu/7 APRIL 2013
Waktu              : 14.00
Tempat            : Rumah Klien

            Bedasarkan wawancara yang telah saya lakukan dapat diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
1.      klien kurang bisa fokus pada dalam kelas
2.      klien kurang bisa menyerap apa yang di ajarkan guru (sejarah)
3.      Pelajaran sejarah di letakan pada jam akhir pelajaran, klien merasa mengantuk.
4.      Klien merasa bosan bila dalam pelajaran dan ajaran sejarah (tidak menarik).

















Lampiran
Hasil Wawancara 1

Hari/Tanggal   : Minggu/21 APRIL 2013
Waktu              : 15.00
Tempat            : Rumah Klien

            Bedasarkan wawancara yang telah saya lakukan dapat diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
1.      Kesehatan klien.
2.      Ekonomi keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

BERKEMBANGNYA PAN ISLAMISME SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI DUNIA DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN LIBERALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN DEMOKRASI PADA PEMERINTAHAN ORDE BARU TAHUN 1966-1998